SOLOPOS.COM - Upin & Ipin salah satu kartu dari luar negeri. (Google Images)

Upin & Ipin (Google Images)

GORONTALO — Serial film televisi berbahasa Malaysia Upin & Ipin dan film animasi lain yang diputar tanpa alih bahasa dinilai mengancam kelestarian Bahasa Indonesia. Film animasi berbahasa asing itu bisa mempengaruhi penguasaan bahasa nasional kepada anak-anak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kekhawtiran itu dikemukakan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo Haruddin dihadapan peserta Penyuluhan Bahasa Indonesia bagi Wartawan di Gorontalo, Selasa (18/6/2013). Menurutnya tayangan animasi berbahasa asing mengakibatkan anak-anak cenderung lebih fasih mempraktikkan bahasa yang mereka tonton dalam film.

“Bahasa dalam film kartun lebih cepat diserap anak-anak. Saya mengamati banyak anak yang mampu meniru dengan baik bahasa tokoh dalam film itu dibandingkan berbahasa Indonesia ,” ujarnya.

Ia mengatakan saat ini kebanggaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia menurun. Bahasa Indonesia menjadi kurang favorit. “Sebagian masyarakat menganggap bahwa menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa daerah itu tidak modern atau kampungan. Padahal, banyak negara lain yang justru menyatakan ingin belajar bahasa kita,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti sejumlah tayangan siaran televisi dan radio yang kini lebih menonjolkan bahasa campuran Indonesia dan Inggris, atau justru memakai bahasa gaul yang sudah jelas tidak sesuai dengan tata bahasa yang diatur. Tayangan atau programa siar semacam itu, menurut Haruddin juga sama mengancam kelestarian Bahasa Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya