SOLOPOS.COM - Foto udara kondisi pemukiman di Dusun Curah Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021). Dusun Curah Kobokan merupakan salah satu lokasi terparah terdampak awan panas guguran Gunung Semeru dan salah satu dusun terdekat dengan kawah Gunung Semeru ANTARA FOTO/Zabur Karuru/YU

Solopos.com, JAKARTA — Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan sejumlah tim ahli untuk memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru di Jawa Timur.

Di sisi lain, Badan Geologi juga mengingatkan masyarakat untuk menjauhi daerah yang merupakan aliran awan panas guguran karena masih terdapat potensi erupsi sekunder.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Baca Juga : Taman Winasis Disiapkan Jadi Agrowisata Ketahanan Pangan di Solo

Badan Geologi mencatat 4 kali awan panas guguran dengan jarak 2.800 sampai 3.000 meter pukul 00.00 WIB hingga 23.59 WIB pada Selasa (6/12/2021). Pengamatan pada Rabu (8/12/2021) pukul 00.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB tidak terjadi awan panas guguran, tetapi masih terjadi getaran-getaran dari permukaan.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Andiani, menyampaikan tim Badan Geologi berada di lokasi terdampak bencana untuk mengambil gambar menggunakan pesawat tanpa awak. Pengambilan gambar terkini bukaan kawah Semeru yang mengarah ke selatan dan tenggara.

“Hingga beberapa hari ke depan kegiatan ini masih kami lakukan. Terutama, di sekitar bukaan kawah yang ke arah selatan dan tenggara,” kata Andiani dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, seperti dilansir Liputan6.com, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga : 160 Tahun De Tjolomadoe, Pecahkan Rekor Muri Video Mapping Terbesar

Andiani mengungkapkan Badan Geologi memetakan, meneliti, mengidentifikasi, dan memperbarui peta kawasan rawan bencana Gunung Semeru. “Ini menjadi perhatian Badan Geologi sehingga banyak ahli yang akan kami turunkan. Mulai dari ahli geologi lingkungan hingga ahli kebencanaan. Semua akan diturunkan, sekitar 10-15 orang. Kami akan all out,” ujar Andiani.

Dia juga mengimbau peta yang dikeluarkan Badan Geologi, termasuk peta kawasan rawan bencana dijadikan acuan masyarakat karena apa yang digambarkan dalam peta tersebut merupakan prediksi.

“Gambaran di dalam peta geologi itu tidak pernah ingkar janji. Jadi, mohon peta-peta yang sudah dikeluarkan Badan Geologi betul-betul dijadikan acuan karena peta itu bercerita banyak,” tutur dia.

Baca Juga : Ada Isu Pelabelan BPA Galon, Produksi AMDK Diproyeksi Tetap Tumbuh

Sekretaris Badan Geologi, Ediar Usman, menambahkan ahli geologi tata lingkungan akan membantu memetakan wilayah mana yang sudah tidak bisa dijadikan tempat tinggal. Tim juga akan memberikan rekomendasi wilayah aman dijadikan hunian.

“Tentu akan dipilih wilayah yang aman dan ketersediaan air tanah yang memadai untuk kehidupan ke depannya,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya