SOLOPOS.COM - Ilustrasi Virus Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, BOYOLALI – Pekan ini Boyolali tidak lagi termasuk wilayah zona merah Covid-19 atau berisiko tinggi. Boyolali kini masuk zona oranye atau berisiko sedang terkait persebaran dan penularan Covid-19. Meski begitu masyarakat diimbau tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan saat ini pertambahan kasus Covid-19 di Boyolali telah mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Berdasarkan hasil indikator yang ada, untuk penilaian status risiko wilayah, di Boyolali saat ini nilainya 2,10. Dan dengan nilai tersebut Boyolali saat ini masuk daerah zona oranye atau risiko sedang," kata dia kepada wartawan di kantornya, Selasa (22/9/2020).

Inilah Watu Suye, Batu Terbesar di Sragen & Jadi Tempat Bertapa Pangeran Diponegoro

Sebelumnya Boyolali sempat mendapatkan nilai di bawah 2,0. Misalnya pada 13 September 2020, nilai indikator kesehatan masyarakat di Boyolali sekitar 1,26 atau masih berada di zona merah.

Meski ada perubahan status risiko, Ratri menegaskan, protokol kesehatan harus tetap dijalankan untuk menghindari dan memutus rantai persebaran Covid-19 di Boyolali.

Kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan diharapkan bisa menekan kasus persebaran Covid-19 di Boyolali.

Kasus Covid-19

Di sisi lain dia menyebutkan per Selasa (22/9/2020), kasus konfirmasi positif Covid-19 di Boyolali mencapai 753 kasus. Jumlah itu terdiri dari 94 kasus masih dirawat, 41 kasus melaksanakan isolasi mandiri, 590 kasus sudah selesai isolasi, dan 28 kasus meninggal dunia.

"Dari data tersebut, persentase kesembuhan di Boyolali sekitar 78% dan persentasi kematian 4%," kata dia.

Ade Firman Hakim Meninggal Dunia, Hasil Tes Swab Belum Keluar

Sementara sejak sepekan terakhir, penambahan kasus positif ada 54 kasus. Dia menyebutkan pada 15 September terdapat 15 kasus, pada 16 September ada empat kasus, 17 September ada tujuh kasus, 18 September ada tiga kasus, 19 September ada delapan kasus, 20 September ada tujuh kasus, 21 September ada tujuh kasus, dan pada 22 September ada tiga kasus.

"Jadi pada 15-22 September itu ada 54 kasusyang tersebar di 16 kecamatan. Di antaranya Andong, Banyudono, Boyolali, Cepogo, Karanggede, Klego, Mojosongo, Musuk, Ngemplak, Nogosari, Sambi, Sawit, Selo, Teras, Wobosamodro dan Wonosegoro.

Viral Jalur Gowes Gadis Desa, Pesepeda Bisa Foto dengan Wanita Berkemben di Tepi Sungai

Sementara itu Sekretaris Daerah Boyolali, Masruri, mengimbau masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan.

"Menggunakan masker, cuci tangan, jaga jarak, itu harus tetap dijalankan. Selamatkan diri kita masing-masing dan keluarga," kata dia, Selasa.

Ke depan operasi yustisi penegakan protokol kesehatan yang melibatkan TNI, Polri dan Satpol PP akan terus digalakkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya