SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Saat ini EDP-Yogya tengah memasuki fase ketiga penelitian yang bertujuan untuk membuktikan dampak Wolbachia pada penurunan kasus dengue

Harianjogja.com, JOGJA- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X puas dengan kemajuan hasil penelitian Aedes aegypti ber-Wolbachia yang telah dimulai sejak 2011 lalu. Gubernur juga antusias dengan rencana kolaborasi dengan Pemda DIY terkait penelitian EDP Yogya dan langsung meminta Bappeda DIY untuk mengakomodasi rencana tersebut dalam rencana pembangunan daerah.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Hal itu disampaikan Sultan saat mengunjungi langsung fasilitas penelitian EDP-Yogya di Insektarium Sekip N 14, Rabu (14/2/2017). Sultan mendukung penelitian EDP yang bertujuan untuk mengurangi beban penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Yogyakarta.  Bentuk dukungan Pemda DIY yang sudah diberikan di antaranya adalah dengan memfasilitasi persiapan perencanaan perluasan teknologi Wolbachia di wilayah DIY dengan penyusunan roadmap.

Dalam kesempatan tersebut, Sultan dan Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastuti sempat memberi makan nyamuk  Aedes aegypti ber-Wolbachia. Sultan menempelkan tangan bagian bawah ke kandang nyamuk yang berisi sekitar 150 nyamuk yang separuhnya betina. Sekitar lima menit Sultan rela tangannya digigit nyamuk. Dengan cara itu, nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia mendapat makan. “Kok ra krasa ya dicokot nyamuk,” ujar Sultan saat tangannya mulai digigit nyamuk.
Setelah lima menit tangannya menjadi sumber gigitan nyamuk, Sultan kemudian melihat contoh nyamuk untuk dilihat di mikroskop yaitu nyamuk Culex, Ae. Albopictus, Ae. Aegypty, serta melihat perbedaan nyamuk jantan dan nyamuk betina.

Gubernur dan jajarannya mendapatkan pemaparan kemajuan penelitian dari Peneliti Utama EDP-Yogya, Prof. Adi Utarini. Hadir dalam kunjungan Gubernur antara lain Kepala Dinas Kesehatan DIY, Kepala Bappeda DIY Tavip Agus Rayanto, Dewan Riset Daerah Ir Bayudono, Rektor UGM Dwikorita Karnawati dan sejumlah pejabat lain di Pemda DIY.

Prof Adi menjelaskan, saat ini EDP-Yogya tengah memasuki fase ketiga penelitian yang bertujuan untuk membuktikan dampak Wolbachia pada penurunan kasus dengue. Tahap ini direncanakan akan dilakukan hingga tahun 2019.  “Harapannya tiga tahun setelah 2019, kami dapat bekerja sama dengan Pemda untuk memperluas penelitian di DIY. Saat ini telah dilakukan serangkaian diskusi untuk rencana penyusunan roadmap perluasan riset di DIY setelah 2019,” jelas Prof Adi.

Menurut Prof Adi, untuk dapat membuktikan bahwa Wolbachia berdampak pada penurunan kasus DBD, EDP-Yogya memerlukan dua wilayah. “Satu wilayah yang akan disebari Wolbachia, sedangkan wilayah lainnya sebagai pembanding. Kedua wilayah tersebut mempunyai peran yang sama penting untuk membuktikan apakah penurunan kasus demam berdarah di satu wilayah terjadi karena efek Wolbachia atau karena kebetulan di waktu tersebut kasus DBD sedang rendah,”  jelas Adi.

Terkait dengan renaca itu, pada Rabu (25/1/2017) telah dilakukan proses pembagian wilayah penelitian secara acak di Balai Kota Yogyakarta. Tujuan pengacakan adalah untuk menentukan wilayah yang akan dititipi ember telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachiadan yang dijadikan wilayah pembanding.

Proses pengacakan dilakukan EDP-Yogya secara terbuka, transparan dihadapan tokoh masyarakat dan warga dari 35 kelurahan di Kota Yogyakarta dan dua desa di Kabupaten Bantul. Dari wilayah tersebut kemudian dibagi menjadi 24 klaster dimana 12 klaster akan dititipi ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti berWolbachia dan 12 klaster sebagai pembanding. Pembagian 24 klaster tersebut untuk dapat menggambarkan Kota Yogyakarta yang bervariasi baik dari segi kepadatan penduduk, lingkungan, jumlah kasus demam berdarah, kelompok umur dan lain sebagainya.

Adapun 12 klaster yang akan dititipi ember telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia meliputi sebagian wilayah di Kelurahan Cokrodiningratan, Gowongan, Terban, Demangan, Klitren, Ngampilan, Ngupasan, Pringgokusuman, Sosromenduran, Purwokinanti, Suryatmajan, Tegalpanggung, Baciro, Semaki, Mujamuju, Gedongkiwo, Kadipaten, Notoprajan, Patehan, Gunungketur, Pandeyan, Sorosutan, Tahunan, Wirogunan, Warungboto, dan Desa Bangunharjo di Bantul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya