SOLOPOS.COM - Prosesi membawa sejumlah sesaji berupa tumpeng dan kepala kerbau dari Balai Desa Lencoh ke Balai Joglo I, Desa Lencoh, Selo, Boyolali, Minggu (28/12/2008. ) (Dok/JIBI/Solopos)

 Prosesi membawa sejumlah sesaji berupa tumpeng dan kepala kerbau dari Balai Desa Lencoh ke Balai Joglo I, Desa Lencoh, Selo, Boyolali, Minggu (28/12/2008. )  (Dok/JIBI/Solopos)


Prosesi membawa sejumlah sesaji berupa tumpeng dan kepala kerbau dari Balai Desa Lencoh ke Balai Joglo I, Desa Lencoh, Selo, Boyolali, Minggu (28/12/2008. ) (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Segenap masyarakat Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali siap menggelar ritual tahunan menyambut datangnya Tahun Baru Jawa, atau Malam 1 Sura, Senin-Selasa (4-5/11/2013). Ritual itu akan dikemas dalam Upacara Tradisional Sedekah Gunung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Camat Selo, Sumanto, mengemukakan serangkaian Upacara Sedekah Gunung tersebut diselenggarakan di Desa Lencoh dengan serangkaian prosesi antara lain persembahan kepala kerbau dan sesaji ke kawah Gunung Merapi sebagai tanda syukur masyarakat Selo dan sekitarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ekspedisi Mudik 2024

Upacara ini dimeriahkan dengan tarian dan atraksi oleh masyarakat setempat. Waktu pelaksanaan mulai pukul 22.00 WIB sampai 24.00 WIB dan diakhiri dengan kirab potongan kepala kerbau serta gunungan nasi jagung sebagai sesaji yang diletakkan di Pasar Bubrah.

Terdapat tiga acara utama selama prosesi upacara berlangsung, yaitu Kirab Sirah Maeso atau kepala kerbau, Kirab Saji Gunung Merapi. Tradisi ini bermula dari ritual tolak bala yang dilakukan Pakubuwono X dari Kasunanan Surakarta dengan menumbalkan seekor kerbau ke Gunung Merapi. Seiring waktu, kini warga hanya menumbalkan bagian kepala kerbau.

“Setelah acara malam 1 Sura itu, akan ada juga ritual air suci,” terang Camat kepada Solopos.com, Rabu (30/10/2013).

Lebih lanjut ia menyebutkan penyelenggaraan Upacara Sedekah Gunung tersebut menggunakan anggaran swadaya masyarakat kecamatan setempat. “Dari Pariwisata [Dinas Kebudayaan dan Pariwisata] hanya memberikan bantuan senilai Rp9,3 juta. Sementara kami kemarin urunan dengan kepala desa di Kecamatan Selo dapat Rp3,5 juta dan yang Rp5 juta swadaya masyarakat. Itu pun masih ada partisipasi warga yang membawa uba rampe.”

Dengan keterbatasan anggaran yang ada, Camat mengaku Upacara Sedekah Gunung tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana yang dikirab adalah seekor kerbau, bukan hanya kepala kerbau.  Namun Camat memastikan ritual tersebut akan tetap sakral. Terlebih antusiasme masyarakat di Kecamatan Selo sangat tinggi dan mereka ikut berpartisipasi dalam upacara tersebut. “Upacara ini sudah dilestarikan warga sejak dulu secara turun-temurun,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya