SOLOPOS.COM - Produk lele terbang Desa Kragan, Gondangrejo, Karanganyar, hasil binaan Tim PHP2D Bina Desa HM Pelita UNS. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Tim PHP2D Bina Desa HM Pelita UNS mengadakan pelatihan pembuatan olahan lele berupa nuget lele dan lele terbang dengan sasaran kaum wanita Desa Kragan, Gondangrejo, Karanganyar. Pelatihan dikhususkan bagi emak-emak yang tidak memiliki pekerjaan selain menjadi ibu rumah tangga.

Emak-emak itu tergabung dalam kelompok  Gantera yang beranggotakan 10 orang. Pelatihan hanya dilakukan satu kali karena emak-emak kelompok Gantera sudah mampu memahami dan mempraktikkan langkah-langkah pembuatan nuget lele dan lele terbang, mulai dari mematikan lele, membersihkan lele, sampai produk olahan jadi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Antisipasi Kecurangan Beasiswa Mahasiswa Wonogiri Rp12 Juta, KK Diawasi

Bahkan produk lele yang dihasilkan pada pelatihan tersebut langsung dipromosikan melalui media WhatsApp, dan mendapatkan respons dari berbagai kalangan. Hal itu ditunjukkan dengan pesanan produk olahan lele yang telah dibuat.

Dari evaluasi yang dilakukan, beberapa hal penting perlu diperbaiki. Seperti teknik pengukusan adonan nuget harus dilapisi dengan kain pada tutup kukusannya, kemudian teknik fillet lele terbang harus lebih telaten agar tidak banyak daging yang tertinggal di tulang ikan.

Sampai saat ini emak-emak Desa Kragan sudah dua kali memproduksi nuget lele dan lele terbang dengan pendampingan dari Tim PHP2D HM Pelita UNS.

Baca Juga: Kawasan Alun-Alun Lor Boyolali Digelontor Rp4,3 Miliar

Kegiatan produksi dilaksanakan minimal sepekan sekali, dengan rata-rata lele yang diolah setiap pekan sebanyak 30 kg. Pemasaran produk nuget lele dan lele terbang dilakukan secara online dan offline. Pemasaran secara offline dilakukan dengan promosi dari mulut ke mulut, sedangkan secara online dilakukan dengan memanfaatkan media sosial seperti WhatsApp dan Instagram.

Keterbukaan warga terhadap pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Tim PHP2D Bina Desa Hm Pelita UNS menjadikan para anggota tim untuk membantu semaksimal mungkin mulai dari tahap budidaya lele hingga pengolahan.

Teknik budidaya lele yang dilakukan oleh warga desa dengan pendampingan dari Tim PHP2D Bina Desa HM Pelita UNS yaitu dengan sistem bioflok. Budidaya lele dengan bioflok dipilih dengan tujuan mengefisienkan lahan budidaya, namun hasilnya tetap menguntungkan.

Baca Juga: 5 Menit Operasi Yonif Raiders Mekanis 411 Bebaskan Bupati Boyolali

Sistem budidaya bioflok pada lele juga lebih higienis dan mengoptimalkan penggunaan pakan. Kolam bioflok ini dilengkapi dengan saluran pembuangan air kolam, sehingga kondisi kolam tetap steril.

Produk nuget lele Desa Kragan, Gondangrejo, Karanganyar, hasil binaan Tim PHP2D Bina Desa HM Pelita UNS. (Istimewa)

 

Pendampingan

Wakil Dekan Perencanaan Kerja Sama Bisnis dan Informasi Fakultas Pertanian UNS, Dr. Agung Wibowo, SP, M.Si, mengatakan keterlibatan organisasi mahasiswa  yang nota bene sebagai agen perubahan sangat penting di dalam memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan tidak sekadar transfer teknologi namun yang penting adalah memberikan pendampingan dan motivasi sehingga masyarakat mampu mandiri.

“Mahasiswa memiliki idealisme dan tentu bebas kepentingan sehingga keberadaan di tengah tengah masyarakat bisa optimal untuk menumbuhkembangkan potensi yang ada di wilayah setempat,” ujar Agung kepada Solopos.com, Selasa (2/11/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya