SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo gencar mengkampanyekan penggunaan internet secara sehat bagi pelajar. Hal itu menyusul banyaknya penyimpangan dalam penggunaan fasilitas internet selama ini.

Hal itu diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Komputer (Puskom) UNS, Dr Sutanto S Si DEA saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (28/8).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam kesempatan itu, Sutanto mengatakan hingga kini bentuk penyimpangan dalam penggunaan fasilitas internet masih banyak terjadi di kalangan pelajar.
Bentuk penyimpangan itu antara lain, pelajar cenderung mengambil sisi negatif penggunaan internet daripada sisi positif yang bisa dimanfaatkan.
“Pelajar cenderung memilih membuka situs-situs yang tidak sewajarnya daripada membuka situs yang menunjang pendidikan mereka seperti www.duniabelajar.com. Padahal, banyak sisi positif yang bisa dimanfaatkan pelajar dalam situs itu seperti contoh jenis soal dari kelas I SD hingga kelas III SMA,” papar Sutanto.

Lebih lanjut, Sutanto menjelaskan, sudah saatnya pelajar memanfaatkan fasilitas internet dengan cara sehat, benar, dan aman. Penggunaan internet dengan aman dimaksudkan untuk melindungi sistem dari segala bentuk kesalahan teknis yang bisa berdampak kerugian.

Menurutnya, selama bulan Ramadan kali ini, pihaknya sudah mulai mengkampanyekan budaya internet sehat, benar, dan aman kepada mahasiswa baru melalui ajang orientasi mahasiswa baru (Osmaru).

Dalam hal ini, sebenarnya pihaknya sudah mengusulkan kepada Departeman Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) RI untuk mendukung program kampanye internet sehat, benar, dan aman kepada masyarakat. Akan tetapi, hingga kini usulan itu belum mendapat tanggapan positif.

Sutanto menambahkan, upaya mengkampanyekan internet sehat, benar, dan aman ini hendaknya bisa didukung dinas pendidikan agar bisa memasuki jenjang pendidikan formal. Menurutnya, saat ini pemahaman information and communication technology (ICT) di sekolah cenderungan dimaknai secara kasat mata. Dalam hal ini, siswa lebih diajarkan bagaimana menggunakan program tertentu yang bersifat teknis semata.

Padahal banyak hal yang bisa dieksplorasi dari sistem ICT. “Secara teknis kami mengakui para guru sudah menguasai penggunaan ICT  dengan benar. Akan tetapi, pemahaman seperti sejarah perkembangan komputer dari tahun ke tahun masih jarang sekali diajarkan kepada siswa,” tutur Sutanto.

m82

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya