SOLOPOS.COM - Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Kentingan, Solo (ilustrasi/kampus-info.com)

Ilustrasi (kampus-info.com)

SOLO – Sebagai salah satu komitmen untuk mempererat kerja sama antar Bangsa Melayu, Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mendirikan Pusat Studi Bangsa-bangsa Melayu yang diresmikan pada sidang senat terbuka di Auditorium UNS, Senin (3/9/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rektor UNS, Ravik Karsidi, dalam sambutannya menjelaskan pendirian PSBM tersebut berdasarkan berbagai diskusi, seminar dan simposium yang telah dilakukan bangsa-bangsa melayu, dan disimpulkan pentingnya ada kajian melayu secara komprehensif. “Apalagi pada 2015 akan diberlakukan ASEAN Economic Community, sehingga hubungan antar Bangsa Melayu harus lebih erat dalam arus global ini,” paparnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, PSBM yang diresmikan oleh Ketua Dewan Penyantun UNS, Akbar Tanjung itu merupakan tindak lanjut dari penyerahan gelar doktor kehormatan kepada Mahathir Mohamad dalam bidang pemberdayaan dan kepemimpinan bangsa Melayu. “Ini juga merupakan sebuah komitmen untuk memajukan Bangsa Melayu, dan berupaya dengan riset-riset yang akan dilakukan bisa meraih pengakuan Bahasa Indonesia menjadi bahasa komunikasi internasional,” paparnya.

Sementara itu, Ketua PSBM, Totok Sarsito, menambahkan PSBM akan bergiat dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat di berbagai bidang, karena PSBM bersifat interdisipliner. Selain itu, PSBM akan fokus untuk menyelesaikan berbagai ganjalan dan masalah mengenai hubungan Indonesia dan Malaysia selama ini. Untuk itu, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan berbagai instansi pendidikan di Malaysia, salah satunya Universiti Utara Malaysia. “Ada gagasan-gagasan agar kerja sama antarbangsa Melayu bisa lebih halus,” jelasnya ketika ditemui wartawan.

Untuk pekerjaan terdekat yang akan segera dilakukan oleh PSBM, Totok menyatakan akan segera melakukan pembuatan ensiklopedi mengenai bahasa dan bangsa Melayu. Sedangkan kajian ilmiah yang akan segera dibahas yaitu mengenai masalah perbatasan wilayah dan kebudayaan di bangsa-bangsa Melayu. “Kita akan coba kaji mengenai makna dari klaim-mengklaim kebudayaan, sebenarnya itu seperti apa, sehingga tidak akan menyesatkan masyarakat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya