SOLOPOS.COM - Buruh pabrik rokok PT Menara Kartika Buana di Kalioso, Gondangrejo, Karanganyar, mogok kerja dan berkumpul di halaman pabrik, Rabu (12/10/2016). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Unjuk rasa Karanganyar, seorang buruh PT Menara Kartika Buana yang meninggal dunia karena sakit menjadi pemicu demo.

Solopos.com, KARANGANYAR — Aksi unjuk rasa ribuan pekerja PT Menara Kartika Buana di Jl. Solo-Sragen kilometer 11,5, Kaliyoso, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Rabu (12/10/2016) pagi, dipicu meninggalnya seorang pekerja karena sakit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Buruh bernama Sri Lestari, 46, itu meninggal di rumahnya pada Rabu pukul 05.00 WIB. Warga Kalimacan, Kalijambe, Sragen, tersebut bekerja di bagian pelintingan rokok.

Ekspedisi Mudik 2024

Meninggalnya Sri membuat para pekerja pabrik produsen rokok Menara itu memprotes sikap perusahaan yang dinilai kurang peduli terhadap kondisi kesehatan rekan-rekan mereka. Sejumlah pekerja yang ditanyai Solopos.com menuturkan sebenarnya Sri sudah beberapa kali mengajukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Tapi pengajuan Sri tidak dikabulkan. Menurut mereka, Sri mengajukan PHK lantaran kondisi kesehatannya yang semakin memburuk.

“Dia [almarhum Sri] sakit, jantungnya bengkak. Wajahnya hitam-hitam. Sudah mengajukan PHK tapi tidak boleh. Ini kami mogok sebagai bentuk protes,” ujar mereka.

Para pekerja menuturkan masih banyak pekerja lain yang usianya di atas 50 tahun dan meminta PHK, tapi ditolak. Pekerja juga memprotes kebijakan perusahaan yang dinilai tak berpihak kepada pekerja. Contohnya jam kerja pukul 06.00 WIB hingga 16.30 WIB.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Karanganyar, Agus Heru Bindarto, saat dihubungi Solopos.com melalui ponsel, mengatakan tuntutan utama para pekerja yaitu peningkatan kualitas layanan kesehatan di klinik atau puskesmas internal perusahaan.

Dinsosnakertrans sudah menerjunkan pengawas dan mediator untuk memediasi para pekerja dengan manajemen perusahaan. “Informasi sementara tenaga kerja meminta peningkatan kualitas layanan kesehatan,” tutur dia.

Disinggung adanya seorang pekerja yang meninggal dunia di rumahnya karena sakit, Agus mengaku belum mendapat laporan resmi dari tim yang dia terjunkan. Dia berharap dialog antara pekerja dengan manajemen perusahaan segera membuahkan kesepakatan sehingga pabrik bisa kembali berproduksi.

“Kami akan kawal persoalan ini sampai tuntas. Manajemen pabrik kami minta segera memenuhi apa yang menjadi tuntutan para pekerja,” sambung Agus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya