SOLOPOS.COM - Ketua Pendiri dan Pembina Yayasan Sahid Jaya, Prof. Dr. Sukamdani Sahid Gitosardjono (JIBI/dok)

Universitas Sahid Solo menggelar Sumpah Profesi Ners VII Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan, Rabu (16/3/2016).

Solopos.com, SOLO – Penguasaan bahasa asing bagi profesi ners dinilai penting dalam upaya memasuki peluang pasar global. Hal tersebut dikemukakan Ketua Pendiri dan Pembina Yayasan Sahid Jaya, Prof. Dr. Sukamdani Sahid Gitosardjono, saat menghadiri Sumpah Profesi Ners VII Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sahid Solo yang digelar di kampus setempat, Rabu (16/3/2016).

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Sukamdani menyarankan kepada para ners lulusan Usahid Solo agar mampu menguasai bahasa asing lain seperti Bahasa Inggris, Bahasa Timur Tengah, Bahasa Jepang, atau Bahasa Mandarin, dalam upaya berkomunikasi dalam memasuki peluang pasar global tersebut.

“Dengan menguasai bahasa asing, selain memperluas pasar, para ners lulusan Usahid Solo akan mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan,” ungkap Sukamdani.

Sukamdani memaparkan, selama 44 pekan menempuh Program Pendidikan Profesi Ners di Usahid Solo, mahasiswa harus mengikuti proses pembelajaran yang terdiri atas stase-stase, yaitu keperawatan komunitas, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik, keperawatan medikal bedah, keperawatan medikal dalam, keperawatan maternitas, keperawatan anak, keperawatan gawat darurat, keperawatan jiwa, dan manajemen keperawatan, dan peminatan.

Mereka juga mengikuti praktik program profesi di wilayah kerja sejumlah lahan praktik, yang meliputi antara lain rumah sakit umum daerah (RSUD) se-Soloraya, puskesmas, panti wreda, YPAC, dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ)

“Pelayanan keperawatan banyak dibutuhkan oleh beberapa Negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, serta Taiwan, Korea, dan Jepang,” ujarnya.

Menurutnya, peofesionalisme perawat Indonesia sangat dipuji karena selain pandai, para perawat Indonesia berperilaku lemah lembut, tulus, dan luwes, yang merupakan dasar pendidikan berkarakter bagi Bangsa Indonesia dan merupakan keunggulan komparatif dalam memenangkan persaingan global.

Dia juga berharap, para ners yang hari itu diambil sumpahnya, agar terus mengembangkan diri menjadi perawat profesional yang dapat meningkatkan keilmuan keperawatan secara terus menerus sehingga akhirnya mampu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat, tanpa membedakan status ekonomi dan sosial, gender, serta profesi dan kepangkatan seseorang.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Umum Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya, Nugroho B.

Sukamdani menegaskan, peran keprofesian dalam keperawatan dan ners meskipun didukung kemajuan teknologi robotik, pasien akan merasa bahwa pelayanan yang diberikan sangat prosedural, mekanistik, dan terprogram, tetap ada rasa yang hilang jika tanpa human touch dari para perawat yang dilandasi niat ikhlas, tanpa pamrih, ramah lemah, dan berdedikasi tinggi yang menjadikan puncak obsesi bagi seorang perawat untuk dapat hidup bermanfaat bagi sesamanya.

Dalam kesempatan itu, sebanyak 81 lulusan Program Profesi Ners yang diambil sumpahnya. Pengambilan sumpah ners dilaksanakan Sekretaris DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Jawa Tengah, Untung Sujianto, mewakili Ketua DPW PPNI Provinsi Jawa Tengah, Edy Wuryanto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya