SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisuda (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Universitas negeri akan bertambah, Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) telah resmi berdiri

Harianjogja.com, JOGJA-Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) resmi berdiri melalui Peraturan Presiden No.57/2016 tentang Pendirian UIII. Menanggapi hal ini, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) terbuka menerima kehadiran UIII sebagai PT Negeri, di tengah persaingan bersama PTS yang juga bernafaskan Islam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua APTISI Prof. Edy Suwandi Hamid menjelaskan, pihaknya juga mendukung munculnya UIII dan juga mempersilakan kepada seluruh PTS di Indonesia juga tetap meningkatkan kualitas mereka di tengah banyaknya PT yang bernafaskan Islam.

Menurut sepengetahuannya, UIII dihadirkan sebagai bentuk upaya dari pemerintah untuk memiliki satu Perguruan Tinggi yang bisa menjadi tempat belajar yang baik untuk mempelajari keislaman dan syariat.

Meski demikian, menurut sepengetahuannya UIII hanya diperuntukkan bagi mahasiswa program magister dan doktoral saja, karena tujuan awal didirikannya UII adalah untuk mencari peneliti dan pemikir yang ingin mempelajari Islam secara mendalam, Indonesia juga didukung dengan kepemilikan atas banyak tokoh dan pemikir Islam yang mumpuni yang bisa menjadi pengajar, dari kalangan negeri maupun swasta.

“Ide pendirian UIII sudah lama terdengar, Islam di Indonesia begitu besar dan memiliki kelebihan di dunia,”  kata dia, kepada Harianjogja.com, Kamis (14/7/2016).

Sementara itu Rektor UIN Prof.Yudian Wahyudi mengungkapkan setidaknya ada dua kelebihan Islam di Indonesia. Pertama, Indonesia adalah negara yang sudah pernah dijajah oleh negara lain selama ratusan tahun dan saat itu warga negara dengan status sebagai muslim masih minoritas.

Namun ada fenomena yang langka, setelah penjajahan, justru ada sekitar 95% muslim yang kemudian tumbuh di Indonesia, dan Islam menjadi agama mayoritas. Hal itu tidak terjadi di negara-negara seperti Palestina, Suriah, Mesir. Usai menjadi negara terjajahpun, umat muslim di negara-negara ini tetap tidak menjadi mayoritas.

“Indonesia yang jauh dari superpower Islam dan berisikan masyarakat yang begitu beragam, baik suku, budaya, bahasa, bisa menjadi negara yang mayoritas beragama Islam,” kata dia.

Kehebatan lain dari Islam di Indonesia yakni, setelah terjajah, negara-negara Islam seperti Turki, Suriah pecah menjadi negara-negara kecil. Lain halnya dengan Indonesia, meski berisikan mayoritas muslim, negara ini tetap satu, meski telah melewati masa terjajah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya