SOLOPOS.COM - Rektor Universitas PGRI Madiun yakni Dr. H. Parji, M.Pd. (kanan) saat acara penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) PKKMB 2020, Selasa (15/9/2020).

Solopos.com, SOLO -- Menjadi mahasiswa tak sekadar kupu-kupu alias kuliah pulang, kuliah pulang, tetapi harus aktif dalam keorganisasian. Hal ini penting untuk meningkatkan soft skill sebagai bekal jika terjun di dunia kerja nanti.

Hal itu diungkapkan Wakil Rektor III Universitas PGRI Madiun (Unipma), menangani bidang kemahasiswaan dan alumni, Drs. R. Bekti Kiswardianata, M.Pd saat memberikan ceramah kepada mahasiswa baru yang diunggah pada kanal Youtube Unipma, Selasa (25/8/2020).

Promosi Sukomulyo Gresik Pemenang Desa BRILiaN Kategori Pengembangan Wirausaha Terbaik

“Saat kuliah atau pun dalam bekerja, kebersamaan dan membuat jaringan itu sangat diperlukan. Kita tidak bisa bekerja sendiri, tidak bisa juga memikirkan diri sendiri,” ujar Bekti Kiswardianata yang akrab disapa Pak Kis itu.

Dia juga menekankan agar mahasiswa selalu berbakti kepada orang tua sebab hal tesebut juga merupakan kunci kesuksesan.  Pak Kis juga mengungkap hasil penelitian Thomas J. Stanley, Ph.D tentang 10 faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan mahasiswa. Faktor-faktor itu adalah kejujuran, disiplin keras, mudah bergaul, dukungan pendamping, kerja keras, kecintaan pada pekerjaan, kepemimipinan, kepribadian, kompetitif, hidup teratur, serta kemampuan menjual ide yang bisa diasah lewat soft skill dengan bergabung dengan orgamawa (organisasi mahasiswa).

Ekspedisi Mudik 2024

“Banyak orang beranggapan, orang yang memiliki IQ tinggi maka akan menjadi sukses. Namun, ternyata dalam penelitian tesebut IQ hanya duduk pada nomor 21. Selain itu, masuk universitas yang top dan lulus dengan IPK tinggi juga tidak akan menjamin kesuksesan di masa depan,” ujarnya.

Taman Balekambang Solo Tutup Sampai Desember, Ada Apa?

Peran Mahasiswa di Masyarakat

Tak hanya mengajak mahasiswa aktif dalam berorganisasi, Unipma juga menghadirkan Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Kolonel (Inf) Waris Ari Nugroho, SE, M.Si sebagai pemateri untuk mengajak mahasiswa aktif berkiprah dalam upaya bela negara, Selasa (8/9/2020).

Menurut Ari Nugroho, mahasiswa memiliki fungsi sebagai agen perubahan (agent of change), social control, iron stock, dan moral force. Mahasiswa sebagai agent of chang artinya tidak hanya menjadi penggagas perubahan, melainkan sebagai objek atau pelaku dari perubahan tersebut. Sebab, sikap kritis mahasiswa sering menjadi arah perubahan yang lebih positif serta tidak menghilangkan jati diri sebagai mahasiswa dan bangsa Indonesia.

“Mahasiswa diharapkan tidak menjadi mahasiswa yang pragmatis, menerima apa adanya dan tidak memperhatikan keadaan yang ada. Hanya menerima teori dan pintar beretrorika. Namun, tidak mempunyai aksi nyata dan konkret. Mahasiswa harus memikul tanggung jawab yang besar sebagai agent of change, dan sebagai penyambung lidah masyarakat serta penyuara di saat rakyat tak mampu lagi menyuarakan keluhan kepada pemerintah,” ujarnya.

Mahasiswa juga dituntut sebagai social control, yaitu suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan norma yang berlaku.

Mahasiswa juga harus mampu menumbuhkan jiwa kepedulian, peduli terhadap masyarakat yang tidak hanya diwujudkan dengan demo atau turun ke jalan. Melainkan, melalui pemikiran yang cemerlang, diskusi atau memberikan bantuan moral kepada masyarakat dan bangsa dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Sebagai iron stock, mahasiswa harus memiliki kemampuan, keterampilan dan akhlak mulia untuk menjadi contoh pemimpin yang siap pakai.

Bela Negara

Peran mahasiswa sebagai moral force, dituntut harus dapat bertingkah dan berperilaku lebih baik dari yang lainnya. Sayangnya, saat ini banyak mahasiswa yang melupakan perannya dalam mengawal dan mengawasi jalannya pemerintahan. Banyak yang mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa tanggung jawab, tidak peka terhadap kondisi sosial saat ini serta tak lagi memberi contoh dan keteladanan yang baik kepada masyarakat.

“Banyak mahasiswa yang tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademisi yang dapat memberikan pengaruh besar, dalam perubahan menuju kemajuan bangsa,”ujarnya.

Bela negara adalah hak dan kewajiban masyarakat, meskipun bukan dengan mengangkat senjata seperti tentara.  “Cara lainnya bisa berupa belajar dengan tekun, ikut ekstrakurikuler yang positif, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta menghayati arti demokrasi dengan menghargai pendapat dan tidak memaksakan kehendak sendiri,” jelas Ari Nugroho.

Di masa pandemi saat ini, mahasiswa harus berperan dalam mematuhi dan menaati protokol kesehatan serta menjadi bagian dari penyelamat bangsa dengan mempromosikan imbauan yang ditetapkan pemerintah. Sehingga, bangsa ini bisa cepat keluar dari jeratan Covid-19 dan kemudian membangun peradapan perekonomian yang lebih besar dan stabil.

Jangan Sampai Terpuruk, Ini Cara Menghadapi Perilaku Body Shaming

Waspada Jeratan Narkoba

Hal penting yang harus diperhatikan generasi muda adalah memilih pergaulan ataupun pertemanan agar tak terjerumus narkoba. Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), pada 2019 di Indonesia tercatat 3,6 juta orang terjerat narkoba.

“Pada tahun 2005 Kota Madiun menjadi urutan ketiga di Jawa Timur dengan kasus tertinggi, tapi 2009 sudah mulai di atas 20, dan sekarang Alhamdulilah sudah diurutan belakang,” ujar Dr. Shoubar Isman, M.Pd, MBA, MSC dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Jawa Timur (Jatim) saat acara penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Unipma. Dijelaskan, pada Maret sampai Juni 2020 terdapat 14 kasus tersangka 18 orang di Madiun.

Faktor yang menyebabkan orang mengonsumsi narkoba antara lain faktor individu yaitu ingin coba-coba, menghilangkan stres, ikut tren, tidak percaya diri, atau untuk senang-senang.

“Adapun faktor lingkungan karena ketersediaan narkotika in mudah diperoleh sehingga menimbulkan ketergantungan pemakai,” ujarnya.
Bahaya akibat penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan dampak sosial yakni aksi kriminal, dari sisi kesehatan bisa menimbulkan kerusakan syaraf otak bahkan kematian.

Upaya pencegahannya adalah dengan memperbaiki hubungan keluarga, nempunyai impian dan cita-cita positif, memperkuat spiritual, menyibukkan diri dengan hal yang positif, meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan sesuai agama yang dianut.

Ancaman Radikalisme

Ancaman lain yang perlu diwaspadai generasi muda, termasuk mahasiswa adalah. Radikalisme merupakan tindakan seseorang atau kelompok yang menginginkan perubahan baik secara sosial maupun politik dengan mengguanakan paham kekerasan bertindak ekstrem.

Dijelaskan, hasil penelitian di Lakib (Lembaga Kajian Islam Perdamaian) ditemukan bahwa hampir 50% pelajar setuju tindakan radikalisme, 21% guru mengatakan bahwa Pancasila sudah tidak relevan, 52,3% siswa setuju kekerasan untuk solidaritas agama, dan 14,2% membenarkan serangan bom. “ Kalau mereka ini diberikan pemahaman radikalisme secara terus-menerus mungkin akan mengakibatkan perang saudara,” ujarnya.

Strategi mencegah radikalisme terorisme dari pemerintah yaitu membuat peraturan per undang-undangan tentang larangan penyebaran paham radikalisme terorisme. Pejabat pemerintahan pusat sampai desa berperan aktif dalam mencegah radikalisme terorisme, serta sosialisasi empat konsensus nasional kehidupan berbangsa dan bernegara.



“Mencegah radikalisme dari masyarakat bisa melalui belajar agama secara kaffah, memilih organisasi keagamaan yang tidak menolak Pancasila dan jangan melupakan sejarah berdirinya NKRI,” ujarnya.

Bakal Terdampak Tol Solo-Jogja, Warga Boyolali Diminta Lakukan Hal Ini

Penutupan PKKMB Unipma 2020

Dalam acara penutupan PKKMB Unipma 2020, Ketua panitia Andi Rahman Putera M.M.Si, menyampaikan laporan kegiatan. Dia menjelaskan PKKMB Unipma 2020 bertujuan memberikan pembekalan bagi mahasiswa baru agar lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan kampus.

Kegiatan ini juga memiliki tujuan khusus yaitu adalah menanamkan kesadaran berbangsa, bernegara, bela negara serta peduli terhadap lingkungan dan masyarakat yang sesuai dengan empat pilar kebangsaan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Eka.

PKKMB 2020 Unipma dilaksanakan mulai Selasa (8/9/2020) hingga Selasa ( 15/9/2020) secara darring melalui platfom eLMA dan diwajibkan untuk seluruh mahasiswa baru untuk dapat dinyatakan lulus sebagai peserta PKKMB 2020.

Sebagai pemateri dalam kegiatan itu antara lain Rektor Universitas PGRI Madiun, Dekan, Ketua Program Studi, dosen yang berkompeten, Korem 081, dan BNPT Jatim. "Peserta PKKMB 2020 Universitas PGRI Madiun berjumlah 1.162 peserta dengan jumlah peserta yang dinyatakan lulus PKKMB sebanyak 1.126 peserta dan peserta yang tidak lulus sebanyak 100 peserta,” ujar Andi Rahman.

Setelah ketua pelaksana PKKMB 2020 Universitas PGRI Madiun menyampaikan laporannya, Rektor Universitas PGRI Madiun yakni Dr. H. Parji, M.Pd. menutup PKKMB 2020 Universitas PGRI Madiun dengan memberikan arahan dan ucapan selamat kepada seluruh mahasiswa baru Universitas PGRI Madiun tahun ajaran 2020/2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya