SOLOPOS.COM - Ilustrasi Facebook. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA -- Saham Facebook Inc. dan Twitter Inc. melemah pada Jumat (26/6/2020), setelah Unilever dan puluhan perusahaan lain memutuskan membatasi iklan di dua platform media sosial tersebut.

Keputusan perusahaan sektor konsumen itu dikhawatirkan akan memicu langkah serupa dari pengiklan yang lain. Unilever yang memayungi merek seperti mayones Hellmann's dan Axe diketahui memiliki bujet iklan tahunan mencapai US$8 juta atau setara Rp114,8 miliar.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Unilever menegaskan tidak akan memasang iklan di Facebook, Twitter, dan Instagram hingga akhir tahun karena maraknya postingan penguna media sosial tersebut yang terkait ujaran kebencian dan kondisi politik yang terpolarisasi.

Sayonara Prameks, Welcome KRL Solo-Jogja

Ekspedisi Mudik 2024

"Melanjutkan iklan di platform tersebut saat ini tidak akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan komunitas," kata Unilever dalam pernyataan resmi yang dikirim melalui e-mail.

Unilever bertekad untuk mengawasi perkembangan ini dan meninjau ulang posisi perusahaan saat ini jika dibutuhkan.

Saham Facebook tergelincir setelah pernyataan ini beredar. Saham media sosial ini turun 4,6 persen pada perdagangan sesi awal dan kembali terperosok 8,3 persen menjadi US$216,08 per lembar di akhir sesi perdagangan Jumat (26/6/2020).

Lingkungan Tak Steril, Anak-Anak Solo Rentan Terpapar Covid-19

Sementara itu, dikutip Bisnis.com, saham Twitter anjlok 7.4 persen menjadi US$29.05. CEO Facebook Mark Zuckerberg telah menanggapi kritik yang berkembang.

Dia mengumumkan perusahaan akan melabeli semua posting yang berhubungan dengan pemungutan suara dengan tautan yang mendorong pengguna melihat pusat informasi. Selain itu, Facebook akan memperluas definisi larangan ujaran kebencian di iklan.

Perusahaan produk konsumsi terkemuka, termasuk produsen perlengkapan kegiatan outdoor Patagonia dan Verizon Communications Inc., mengklaim platform teknologi, khususnya Facebook, mendapat untung dari unggahan ujaran kebencian.

Yuk Intip Perbedaan KRDE Prameks dan KRL Jabodetabek

Honda Motor akan Bergabung Boikot

Sebuah konsorsium hak-hak sipil dan kelompok-kelompok advokasi lainnya, termasuk Colour of Change dan Anti-Defamation League, telah meminta pengiklan menghentikan iklan di Facebook.

Unit usaha Honda Motor Co. di AS mengatakan mereka akan bergabung dengan boikot dan menghentikan iklan di Facebook dan Instagram pada Juli. Hal tersebut diungkapkan setelah Unilever memutuskan kebijakan penghentian iklan di dua media sosial tersebut.

Berdasarkan informasi dilansir Bloomberg, lebih dari 100 perusahaan memutuskan hal serupa. Twitter yang tidak menjadi target penting dari pemboikotan pengiklan tetap menerima kritik serupa.

Setelah Wanita Cantik, Kini 2 Driver Ojol Amankan Benang Layangan di Soloraya

Twitter mengungkapkan Unilever telah menghubungi perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk mengumumkan hal ini kepada publik.

VP Global Client Solutions Twitter Inc., Sarah Personette, mengungkapkan misi perusahaan adalah melayani pembicaraan publik. Dia juga memastikan Twitter adalah tempat masyarakat menjalin koneksi, mencari, dan menerima informasi autentik dan terpercaya.

Selain itu, menjadi tempat mengemukakan pendapat dengan bebas dan aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya