SOLOPOS.COM - Salah satu pasangan mengikuti acara nikah massal gratis bertema kemerdekaan di Giwangan, Umbulharjo, Minggu (7/8/2022) - Harian Jogja/Yosef Leon

Solopos.com, JOGJA — Berbagai kegiatan menarik dan kreatif digelar untuk menyambut perayaan Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia pada 2022 ini. Salah satunya kegiatan nikah massal yang digelar di Kota Jogja. Nikah massal gratis untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI ini mengambil tema perjuangan.

Sebelum tiba di lokasi pernikahan di Balai RW 013, Malangan , Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Jogja, Minggu (7/8/2022), keempat pasangan pengantin dikirab rombongan sepeda onthel dan pejuang yang menggunakan enggrang. Di depan rombongan para pasangan, pemuda setempat juga membaw aminiatur Tugu Jogja yang ditampilkan sebagai ikon.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu peserta nikah massal, Tri Sahri Romadhon, 29, tampak gugup saat duduk bersanding dengan pasangannya, Enomalia Hartanti, 20. Berkali-kali ia mengacuhkan setiap pasang mata dan jepretan kamera dengan memperbaiki busana yang dikenakannya.

Tri merupakan salah satu dari tiga pasangan yang ikut serta dalam acara nikah massal gratis dengan tema perjuangan. Acara ini sekaligus dalam rangka merayakan Bulan Kemerdekaan RI.

Baca Juga: Dikeroyok Pesilat PSHT, Begini Kondisi Tukang Becak Sepuh di Jogja

Di hadapannya, para saksi dan penghulu telah bersiap untuk memimpin prosesi akad nikah. Pasangan didudukkan berdekatan dengan Monika (Mobil Internet dan Perpustakaan Kewilayahan) yang merupakan fasilitas layanan perpustakaan mobil keliling berbasis teknologi informasi milik Pemkot Jogja. Tak hanya sebatas dekorasi, panitia punya alasan khusus dalam menghadirkan mobil itu.

Setelah pembacaan ijab kabul selesai, raut muka Tri dan pasangannya berubah semringah. Dengan mantap, dia memegang buku nikah sambil bergaya di depan kamera.

Dia tak mau momen bahagia itu luput untuk diabadikan. Berkali-kali, pengunjung yang hadir serta sanak saudara mengucapkan selamat dan mengajak swafoto lantaran busana unik yang digunakannya. Dia dibalut pakaian serupa Sultan Hasanudin, sementara pasangannya dengan Sultanah Safiatuddin.

“Saya merasa bersyukur sudah dibantu panitia dan rekan-rekan. Saya bahagia sekali bisa ikut serta dalam acara ini,” kata Tri ditemui di sela-sela acara, Minggu (7/8/2022).

Baca Juga: Aksi Anarkis Pesilat PSHT di Jogja, Warga: Kami Takut & Trauma

Dia mengaku sedikit canggung karena pernikahannya dikonsep dengan tema yang berbeda dan sedikit unik. Rencananya untuk melangkah ke jenjang pernikahan akhirnya terwujud.

Tri yang merupakan warga Sleman ini sehari-hari bekerja di bengkel. Dia mengenal pasangannya sudah dua tahun terakhir dan satu tahun terakhir telah berpikir untuk menikah. Lantaran biaya yang tidak sedikit dan kewajiban administrasi yang menurutnya cukup ribet, pernikahan itu urung terlaksana.

“Memang sudah lama niat untuk lanjut menikah tapi belum terlaksana, sempat terkendala karena mengurus surat yang susah sehingga lewat acara ini urusan suratnya gampang, karena difasilitasi semua,” ujar dia.

Mas Kawin

Empat pasangan yang menikah juga menggunakan mas kawin yang berbeda yakni buku bertema perjuangan dengan seperangkat alat salat. Masing-masing pasangan menggunakan busana yang menarik sesuai dengan tema kemerdekaan. Ada yang menyerupai Bung Karno dengan setelan jas bergaya militer, busana pengantin pejuang lurik atau mengenakan pakaian dengan warna merah putih.

Baca Juga: Miris! Rombongan Pesilat PSHT Keroyok Tukang Becak Sepuh di Jogja

Ketua Fortais dan Nikah Bareng Nasional, Ryan Budi Nuryanto menyebut, gelaran ini merupakan puncak acara setelah sebelumnya para pasangan mengikuti prewedding vaksinasi booster sekaligus fashion show on the street.

Sejak diselenggarakan pada 2006 lalu untuk ajang Golek Garwo dan 2011 silam pada acara nikah massal, sebanyak 15.040 pasangan telah berpartisipasi dalam perayaan ini.

“Kami ingin mengampanyekan bahwa bagi yang terkendala biaya, menikah itu tidak harus di gedung atau hotel tapi bisa di fasilitas umum yang ada di setiap kampung. Tinggal konsepnya saja yang dibuat menarik,” kata Ryan.

Baca Juga: Konvoi Rombongan Pesilat PSHT Bikin Ulah di Jogja, 2 Orang Luka-Luka

Menurutnya, sesuai dengan bulan kemerdekaan yang saat ini sedang berlangsung, setiap pasangan dan masyarakat Indonesia hendaknya mengetahui sejarah tentang perjuangan bangsa. Di sisi lain bentuk perjuangan di masa sekarang juga tidak lagi sama dengan cara bertempur fisik dan saling angkat senjata.

Perjuangan di masa sekarang lebih mengarah pada perkembangan teknologi dan peningkatan literasi.

“Penekanan di masa sekarang adalah bagaimana membangun bangsa dengan literasi dan teknologi. Kemudian kami juga bagikan buku sejarah karena pengantin itu harus tahu sejarah bangsa dan bagaimana mengisi kemerdekaan itu dengan menghilangkan perbedaan untuk Indonesia menjadi satu dan bersama,” jelas dia.

Baca Juga: Dihantam Berbagai Masalah, Kapolri Didoakan Para Kiai di Kediri



Semua pasangan nikah massal yang ikut serta juga tidak dipungut biaya. Ryan menyebut, mereka sebelumnya telah melewati sejumlah prosedur mulai dari seleksi berkas lewat pendaftaran yang dibuka sampai penentuan tanggal pernikahan. Ongkos pernikahan mulai dari busana, mas kawin, cincin, dan lain sebagainya ditanggung oleh penyelenggara.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Ada-Ada saja! Buku Sejarah Perjuangan Jadi Mas Kawin Nikah Massal Gratis di Jogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya