SOLOPOS.COM - Kuliner khas Jepara, horok-horok yang dicampur sayur pecel dan sate kikil. (Murianews.com)

Solopos.com, JEPARA — Kabupaten Jepara tidak hanya terkenal karena keindahan alam tetapi juga kuliner khas yang unik yaitu Horok-Horok.

Sebagian orang mungkin merasa asing ketika mendengar Horok-Horok. Makanan tradisional khas Jepara bernama Horok-Horok ini dikenal sebagai makanan ringan yang bernilai sejarah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kok bisa? Kuliner khas Jepara, Horok-Horok ini disebut-sebut sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan tidak ada di daerah lain. Melansir dari berbagai sumber, Horok-Horok merupakan makanan sampingan atau pengganti nasi.

Kala itu Horok-Horok menjadi makanan pokok lantaran mengandung karbohidrat. Selain itu, pada masa penjajahan Jepang tahun 1942, masyarakat Indonesia tidak diperbolehkan mengonsumsi nasi.

Kajian tentang Horok-Horok disampaikan mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Prasiska, dalam kajian studi berjudul Horok-horok Pengganti Makanan Pokok Masyarakat Jepara pada Masa Pendudukan Jepang.

Baca Juga : Horok-horok, Kuliner Khas Jepara yang Lahir pada Masa Penjajahan

“Horok-horok dijadikan makanan pokok pengganti nasi pada masa pendudukan Jepang,” tulis Prasiska.

Horok-Hrok menjadi makanan pokok masyarakat Jepara saat rakyat Jepara hidup dalam kemiskinan hingga mengalami kelangkaan beras.

Akhirnya, masyarakat Jepara memanfaatkan bahan makanan yang ada untuk membuat makanan pengganti nasi. Dipilih tepung aren untuk menjadi Horok-Horok.

Masyarakat Jepara menyebut horok-horok dengan sebutan sego radio atau nasi radio. Sebutan itu muncul karena masyarakat tidak bisa makan nasi.

“Pada masa pendudukan Jepang, masyarakat Jepara dilarang memakan nasi. Jika ketahuan ada keluarga yang makan nasi maka akan diberikan hukuman bahkan dihukum mati,” tulis Prasiska.

Baca Juga : Kacang Listrik Jepara, Nyetrum Enggak Ya?

Diceritakan Prasiska, rakyat Jepara selalu sembunyi-sembunyi ketika makan nasi supaya tak ketahuan Jepang. Jika ada tentara Jepang, nasi tersebut akan disembunyikan.

Mereka akan mengelabuhi tentara Jepang dengan menaruh nasi di bawah Horok-Horok ketika sedang makan. Horok-Horok telah menjadi bagian sejarah bagi rakyat Jepara.

Horok-Horok merupakan kuliner khas Jepara berbahan dasar tepung aren. Bentuknya butiran putih kecoklatan sehingga tampilannya mirip styrofoam. Rasanya gurih dan asin.

Pembuatan kuliner khas Jepara ini dengan cara dikukus sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal. Anda bisa menikmati Horok-Horok makanan khas Jepara ini tanpa tambahan lauk.

Biasanya, penyajian Horok-Horok menggunakan lauk atau sayur, seperti pecel, gulai, sate kikil, soto maupun bakso. Selain itu, makanan tersebut dapat disajikan menyerupai bubur dengan campuran santan atau susu dan sedikit gula pasir.

Baca Juga : Sayur Keluak Ayam Jepara Tidak Dijual di Warung, Ini Alasannya

Konon, enak atau tidak rasa Horok-Horok tergantung pada suasana hati orang yang membuat kuliner khas Jepara ini. Dilansir dari laman Universitas Krisnadwipayana, https://p2k.unkris.ac.id/, membuat Horok-Horok membutuhkan kesabaran dan ketulusan si pembuat.

Horok-Horok akan gagal apabila si pembuat sedang marah atau kesal. Selain itu, Anda harus dalam kondisi bersih saat membuat Horok-Horok supaya hasilnya tidak cepat busuk. Misalnya, tangan yang tidak bersih akan membuat Horok-Horok cepat basi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya