SOLOPOS.COM - Ivan Andimuhtarom/JIBI/SOLOPOS Warga RT 005, Jagan, Bukuran, Kalijambe, Sapardi, mengamati pohon pisang bercabang dua dan bertandan tiga milik Arip Sudaryanto, Rabu (5/9/2012).

Ivan Andimuhtarom/JIBI/SOLOPOS
Warga RT 005, Jagan, Bukuran, Kalijambe, Sapardi, mengamati pohon pisang bercabang dua dan bertandan tiga milik Arip Sudaryanto, Rabu (5/9/2012).

Biasanya, pohon pisang tidak memiliki cabang. Pada satu pohon, biasanya juga hanya menghasilkan satu tandan buah pisang. Namun, pohon pisang yang tumbuh di Dukuh Bapang, Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe memiliki perbedaan dari pohon pisang pada umunya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pisang itu tumbuh di tepi sawah, di samping tebing Padas Gesek. Sebuah tongkat menahan ujung batang atasnya agar pohon itu tidak roboh. Tanah berwarna sedikit keputihan menjadi lahan pohon itu tumbuh.

Ekspedisi Mudik 2024

Pohon pisang milik Arip Sudaryono itu bercabang dua. Kisahnya, dahulu ada tunas yang tumbuh di pohon itu. Oleh Arip, tunas itu dipotong. Ternyata, dari potongan itu tumbuh dua tunas baru yang berasal dari batang bawah yang sama. Hal ini dijelaskan Suratman, 50, yang mengenal Arip.

Dari salah satu cabangnya, pohon itu menghasilkan dua tandan buah pisang. Padahal, biasanya hanya ada satu tandan tiap pohonnya. Sedangkan satu cabang lagi memiliki satu tandan yang bercabang dua. Sekretaris Desa Bukuran, Sartono, 38, merasa heran dengan kondisi tanaman itu dan sempat mengambil fotonya untuk diperlihatkan kepada para pegawai di Kecamatan Kalijambe. “Saya simpan fotonya di komputer kecamatan karena tumbuhan seperti ini jarang ditemui. Cuma sayang, fotonya kurang jelas,” terang warga RT 004, Bapang, Bukuran ini.

Tak kalah heran dengan fenomena unik tersebut, warga RT 005, Jagan, Bukuran, Sapardi. Ia beberapa kali ke lokasi tumbuhnya pohon untuk melihat keunikan pohon tersebut. “Sebenarnya dulu di dekat sini juga ada pohon pisang bercabang. Tetapi ada orang iseng yang menebangnya. Arip sampai marah-marah mengetahui kalau pisang uniknya ditebang orang,” papar Sapardi.

Warga RT 005, Jagan, Bukuran, Alwanto, 28, mengaku beberapa kali melihat pohon pisang bercabang dua tersebut. Ia biasa berjalan melewati daerah sekitar lokasi pohon sehingga bisa mengetahui keberadaan pisang itu. “Kalau saya mencarai pakan ternak atau pergi ke sawah, jalan terdekat ya lewat dekat pohon pisang itu,” ujar Alwanto.

Meski kondisinya berbeda dari pohon pisang yang lain, tetapi warga tidak terlalu heboh mengetahui fenomena tersebut. Sartono pernah berseloroh kepada warga, kalau nanti banyak warga yang datang untuk melihat pohon pisang itu, ia akan mempersiapkan kotak sumbangan. “Nanti kalau ada kotaknya, panjenengan yang menjaga ya embah,” canda Sartono kepada Purwanto, warga yang tinggal dekat lokasi pisang bercabang dua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya