SOLOPOS.COM - Kepala Desa Sepat Mulyono (kanan) bersama perwakilan sukarelawan Poldes menunjukkan ketan merah putih dengan tulisan HUT ke-75 di sela-sela pembagian ketan kepada warga di Desa Sepat, Masaran, Sragen, Selasa (17/8/2021). (Istimewa/Pemdes Sepat)

Solopos.com, SRAGEN — Para perangkat Desa Sepat, Masaran, Sragen bersama para sukarelawan Poldes Sepat memiliki cara yang unik dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI tahun ini. Mereka membuat 1.000 bungkus ketan merah putih dan dibagikan kepada para warga di pondok pesantren dan masyarakat umum, Selasa (17/8/2021).

Kegiatan tersebut diinisiasi Kepala Desa Sepat Mulyono bersama sukarelawan Poldes Sepat, Masaran, Sragen. Mulyono menerangkan ketan meran putih itu dimasak sembilan orang ibu anggota PKK. Ketan dengan warna merah dan putih itu kemudian dikemas dalam plastik dan dibagikan kepada warga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ada 1.000 paket yang kami buat. Ketan merah putih itu diberikan kepada empat pondok pesantren di wilayah Dukuh Wonorejo, Pilangbangu, dan para warga umum di Dukuh Tembokrejo dan warga di sepanjang jalan utama Sepat. Pembagian ketan merah putih itu beberapa tahun lalu pernah dilakukan,” ujar Mulyono saat dihubungi Solopos.com, Selasa siang.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Bergantung Pada Penanganan Covid-19

Dia melanjutkan pembagian ketan merah putih itu dilakukan sukarelawan Poldes. Dia mengatakan pembagian 1.000 paket itu ludes dalam waktu 1,5 jam. Dia mengatakan mereka berangkat pukul 09.30 WIB dan selesai pukul 11.00 WIB.

Selain membagikan ketan merah putih, Mulyono juga membagikan sembako dan uang saku kepada 76 orang anak yatim di lingkungan Desa Sepat. Dia mengatakan pemberian bantuan sosial itu berasal dari dana swadaya masyarakat dan sukarelawan Poldes. Santuan anak yatim itu, ujar dia, dilakukan di Balai Desa Sepat dengan menghadirkan perwakilan 30 orang anak yatim.

“Mereka berusia balita sampai usia SMP. Mereka mendapat sembako dan uang tunai. Dari 30 orang perwakilan anak yatim itu ada tujuh orang yang yatim karena salah satu orang tuanya meninggal dunia dengan status terkonfirmasi Covid-19. Jadi yang meninggal karena Covid-19 itu ada yang ibunya atau bapaknya,” ujar Mulyono.

Dia mengatakan beginilah cara warga Desa Sepat memperingatai Hari Kemerdekaan di masa pandemi. Dia menerangkan kemeriahan Hari Kemerdekaan dalam bentuk lomba-lomba ditiadakan karena pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Dia mengatakan pada tahun-tahun sebelumnya banyak kegiatan sebagai peringatan HUT Kemerdekaan. “Sekarang hanya pasang umbul-umbul, bendera, dan lampu hias saja,” katanya.

Baca Juga: Bendungan Logung Jadi Pendukung Ketahanan Pangan Negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya