SOLOPOS.COM - Pembina dan tokoh masyarakat Gumantar melaksanakan perhitungan suara hasil pilpres Karangtaruna Mekar Sejati di Dukuh Gumantar, Desa Pelemgadung, Karangmalang, Sragen, Jumat (13/5/2022) malam. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Para pemuda di lingkungan RT 007/RW 004, Dukuh Gumantar, Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Sragen, menggelar pemilihan presiden (pilpres) Karangtaruna Mekar Sejati pada Jumat (13/5/2022) malam.

Dari empat calon presiden (capres) yang menjadi kontestan, mantan Ketua Karangtaruna Mekar Sejati dua periode sebelum terpilih menjadi Presiden Karangtaruna Mekar Sejati Gumantar untuk tiga tahun ke depan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pembina Karangtaruna Mekar Sejati Gumantar, Suparno, kepada Solopos.com, Minggu (15/5/2022), mengungkapkan dalam penjaringan bakal calon sempat muncul 11 nama namun hanya empat orang di antaranya yang memenuhi syarat sehingga ditetapkan sebagai capres.

Untuk bisa menjadi capres, kata dia, setiap bakal calon harus memiliki dukungan minimal 10 suara. Suparno menerangkan empat calon itu Agus Priyanto, Supardi, Edi Marwanto, dan Bhayu Dwi Anggono

“Pemilihan langsung dilaksanakan cukup cepat hanya 1 jam 15 menit, yakni mulai pukul 20.00 WIB selesai pukul 21.15 WIB. Calon pertama Agus Priyanto unggul mutlak dengan 45 suara. Calon kedua dan ketiga masing-masing mendapat satu suara. Kemudian calon keempat menjadapt sembilan suara. Total pemilih yang menggunakan haknya sebanyak 59 orang,” ujarnya.

Baca juga: Wow, Bonsai Terbaik di Kontes Sragen Nyaris Seusia Bupati Yuni

Suparno menerangkan capres terpilih diberi waktu untuk menyampaikan pedato kemenangan. Dia menerangkan capres terpilih juga bersedia melaksanakan delapan program kerja yang sudah disusun oleh tim sebelumnya.
Suparno menyebutkan delapan program kerja itu terdiri atas delapan bidang, yakni Bidang Kerjasama, Humas dan Publikasi, Seni dan Religi, Kesehatan dan Lingkungan, Olahraga, Pengembangan dan Inovasi, Sosial Kemasyarakatan, dan Ekonomi Kreatif.

“Jadi model pilpres karangtaruna ini baru kali pertama digelar. Pemilihan ketua karangtaruna itu sebelumnya aklamasi. Dengan model pilpres ini memang organisasi itu dibuat seperti pemerintahan. Hal itu dilakukan untuk mendorong semangat para pemuda supaya belajar bertanggung jawab dan tidak lagi asyik dengan gadget yang dimiliki. Kalau pemilihan aklamasi itu seolah tanggung jawabnya kurang,” jelasnya.

Baca juga: Heru Purwanto Klaim Temukan Racikan Teh Khas Sragen

Suparno menerangkan dengan pilpres ini maka presiden yang terpilih benar-benar dari aspirasi warganya. Dia menerangkan nama petahana sempat muncul dalam 11 nama bakal calon tetapi gugur karena tidak memenuhi syarat.

“Sebenarnya semua anggota karangtaruna itu boleh dicalonkan dan mencalonkan tetapi yang muncul memenuhi syarat hanya empat nama,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya