SOLOPOS.COM - Polisi berpatroli di sepanjang Pasar Towo di Kebayanan Towo, Desa Denanyar, Kecamatan Tangen, Sragen, Selasa (9/3/2021). (Istimewa/Polsek Tangen)

Solopos.com, SRAGEN – Pasar Towo merupakan pasar tradisional yang berada di tepi jalan Tangen-Grobogan, tepatnya di Kebayanan Towo, Desa Denanyar, Kecamatan Tangen, Sragen, Jawa Tengah.

Pasar ini juga biasa disebut pasar dowo yang berarti panjang. Berbeda dengan pasar tradisional pada umumnya yang memiliki bangunan gedung, kios maupun los, Pasar Towo hanya menempati bahu jalan lintas kabupaten itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Panjang pasar ini mencapai sekitar 150 meter. Untuk berjualan di bahu jalan itu, pedagang cukup menggunakan lapak berupa tikar serta meja atau tampah untuk menjajakkan dagangan.

Baca juga: Langka! 7 Kuliner Tradisional Sragen Ini Dijual di Pasar Bahulak

Beragam dagangan dijajakkan pedagang di Pasar Towo Sragen mulai dari pakaian, perkakas dapur, sapu, keset hingga aneka jajanan tradisional seperti jadah, gemblong, gablok, bakwan, plecing, dan lain sebagainya.

“Pasar Towo hanya ada setiap Pahing dan Wage, mulai pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB. Pasar Towo sudah ada sejak era 1950-an. Pasar legendaris itu sampai sekarang tetap eksis,” papar Kepala Desa Denanyar, Ruboko, kepada Solopos.com, Selasa (9/3/2021).

Terdapat sekitar 100 pedagang yang biasa berjualan di Pasar Towo. Para pedagang ini biasa ditarik retribusi senilai Rp500 untuk setiap berjualan.

Baca juga: KKN di Desa Dukuh Sragen, Mahasiswa UNS Gagas Apotek Hidup

Retribusi

Sebelumnya, retribusi yang harus dibayarkan pedagang hanya Rp200. Karena kesulitan untuk menemukan uang Rp200, akhirnya retribusi dinaikkan menjadi Rp500. Retribusi itu dikelola Pemerintah Desa Denanyar karena Pasar Towo berstatus pasar desa.

“Para pedagang ini tak hanya warga sekitar, sebagian pedagang berasal dari Gesi, Sukodono bahkan Grobogan. Demikian pula para pembeli tidak hanya dari warga sekitar. Banyak pembeli dari Grobogan karena letak pasar berada di perbatasan Sragen-Grobogan,” terang Ruboko.

Pemdes Denanyar sempat memiliki angan-angan mendirikan gedung yang berisi kios dan los untuk menampung para pedagang Pasar Towo Sragen. Akan tetapi, rencananya itu hanya sebatas angan-angan. Pasalnya, jika dibangunkan gedung, justru dikhawatirkan akan sepi atau ditinggal pedagang.

“Pedagang lebih nyaman berjualan di tepi jalan. Mereka merasa lebih dekat dengan pembeli. Kalau dibangunkan gedung, kemungkinan malah ambyar karena sepi,” ujar Ruboko.

Baca juga: Masalah Klasik Viaduk Gilingan Solo: Banjir hingga Pemerasan

Pasar Towo merupakan salah satu kawasan yang rutin disambangi jajaran Polsek Tangen, Sragen untuk berpatroli. Sebagai tempat umum, polisi ingin memastikan Pasar Towo terbebas dari segala bentuk gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

“Patroli ke Pasar Towo merupakan kegiatan rutin sebagai langkah antisipasi mencegah gangguan kamtibmas atau aksi kejahatan. Harapannya, tidak ada masyarakat setempat yang jadi korban kejahatan,” papar Kapolsek Tangen, AKP Zaini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya