SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MADIUN — Salah satu masjid kuno di Kabupaten Madiun yaitu Masjid Sewulan terletak di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan. Sebagian besar bangunan masjid kuno tersebut masih asli dan dipertahankan oleh pengelola masjid itu.

Masjid Sewulan didirikan oleh Raden Mas Bagus Harun atau Kiai Ageng Basyariyah tahun 1740 M/1160 H.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Arsitektur bangunan masjid ini yaitu sangat kental dengan arsitektur Jawa. Seperti masjid-masjid kuno lainnya, Masjid Agung Demak, Masjid Kudus, masjid di Solo, dan masjid di Yogyakarta. 

Saat memasuki kawasan Masjid Sewulan Madiun, kita harus melewati gapura pintu masuk. Tiba di halaman masjid, ada pohon sawo tumbuh menjulang dan membuat halaman masjid rindang.

Di bagian depan masjid ada tiga kolam yang digunakan untuk bersuci. Dua kolam digunakan untuk mandi yaitu di kanan dan kiri. Sedangkan satu kolam di tengah digunakan untuk berwudu dan pintu masuk utama ke dalam masjid.

Pegiatan budaya Madiun, M. Baidhowi, mengatakan tanah yang digunakan untuk pembangunan masjid merupakan tanah hadiah dari keraton Kartasura pada kala itu. Kiai Ageng Basyariyah diberi tanah pardikan karena dianggap berhasil mengembalikan Kartasura dari tangan tentara China yang merebut keraton itu pada tahun 1743-1741 M.

“Masjid Sewulan ini bangunannya masih asli semua. Ada renovasi tapi hanya sebagian kecil. Hampir 90% bangunan masih asli,” jelas dia kepada Madiunpos.com di Masjid Sewulan, Kamis (9/5/2019).

Dia menuturkan salah satu ciri khas masjid ini yaitu keberadaan tiga kolam di depan masjid. Kolam di depan masjid bermakna setiap orang yang akan masuk ke dalam masjid harus menyucikan diri.

Dua kolam mandi di depan masjid juga kerap digunakan untuk mandi oleh pengunjung masjid. Bahkan beberapa orang ada yang berzikir di dalam kolam.

, Kamis (9/5/2019). (Madiunpos.com-Abdul Jalil)

Foto: Dua pelajar membasuh muka di salah satu kolam di depan Masjid Sewulan Madiun, Kamis (9/5/2019). (Madiunpos.com-Abdul Jalil)

“Jadi sebelum masuk masjid minimal orang harus mencuci kaki dulu,” ujarnya.

Bagian atap masjid berbentuk piramida dan memiliki berundak tiga. Ini bermakna ada tiga tingkatan yaitu Iman, Islam, dan Ihsan. Empat tiang yang menyangga masjid yakni memiliki arti empat mazhab yang diikuti kaum Sunni.

Pada saat Ramadan ini, biasanya pengunjung masjid semakin ramai. Umat Islam yang datang ke masjid ini selain untuk beribadah salat juga berziarah ke makam Kiai Ageng Basyariyah.

Mulai malam 21 Ramadan, biasanya Masjid Sewulan Madiun dipenuhi umat Islam yang ingin melaksanakan salat malam menyambut kedatangan malam seribu bulan atau Lailatul Qadar.

Warga sekitar biasanya menyambut umat Islam yang beribadah di Masjid Sewulan dengan menyuguhkan makanan untuk sahur.

“Malam ganjil selama bulan Ramadan mulai tanggal 21 Ramadan itu banyak jemaah yang datang. Warga biasanya menyediakan makan sahur bagi mereka,” jelas dia. 

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya