SOLOPOS.COM - Gapura Kampung Koplak, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. (Detik.com)

Solopos.com, BOYOLALI – Salah satu daerah di Boyolali, Jawa Tengah, punya nama unik, yakni Kampung Koplak. Kampung Koplak berada di pusat Kota Boyolali. Tepatnya di Jalan Pandanaran, Keluragan Siswodipuran, Kecamatan/Kabupaten Boyolali.

Kampung Koplak berbatasan dengan Kampung Tegalsari di sebelah timur, Kampung Pulisen di barat, Kampung Gudang di utara, dan Kampung Surodadi di sebelah selatan. Jalanan di Kampung Koplak yang naik turun dipadati bangunan berkonsep modern. Penduduk di Kampung Koplak mayoritas masyarakat Jawa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekilas memang tidak ada yang berbeda dari Kampung Koplak dengan lainnya. Tetapi, kampung ini diyakini sebagai pusat terminal andong pada zaman kolonial Belanda. Lantas, apa yang membuat tempat ini disebut Kampung Koplak?

Cerita Bakul Jus di Sekitar RSUD Dr. Moewardi Solo, Kantongi Rp1 Juta/Hari

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Kamis (20/2/2020), sesepuh Kampung Koplak, Ichsanudin, bercerita belum pernah ada data valid soal penamaan Kampung Koplak.

Terminal andong

Tetapi, warga lokal meyakini arti kata Koplak adalah tempat pemberhentian andong atau gerobak. Sekitar 1925, ada terminal pemberhentian andong di wilayah RW 003 Kampung Koplak. Kini, lahan bekas terminal itu berubah menjadi rumah warga.

Keberadaan terminal erat kaitannya dengan Pasar Kota Boyolali yang kala itu menjadi pusat perdagangan. Terminal andong juga digunakan sebagai tempat menginap para pedagang yang berasal dari luar kota. Bahkan, kantor Dinas Kesehatan yang berjarak 100 meter dari Pasar Kota Boyolalipada masa itu difungsikan sebagai rumah sakit khusus ibu dan anak.

Permukiman warga Tionghoa

Kampung Koplak dulu juga dikenal sebagai pusat permukiman masyarakat Tionghoa. Buktinya kampung ini pernah memiliki Gedung Bulu Tangkis Tachung dan Sekolah Cung Hwa Cung Hwe.

Gedung bulu tangkis ini menempati bekas gudang yang dimiliki juragan Tionghoa. Sementara sekolah bagi warga Tionghoa pernah berdiri di kampung ini sekitar 1949.

Prabowo Subianto Kandidat Terkuat Capres 2024

Sekolah yang juga dikelola oleh yayasan dari komunitas Tionghoa ini menampung anak-anak pedagang di lingkungan pasar. Kala itu, warga Tionghoa dari berbagai kota seperti Wonogiri dan Solo berdatangan ke Kampung Koplak.

Sayangnya riwayat sekolah ini usai saat kebakaran terjadi sekitar 1960. Ichsanudin mengatakan tak banyak yang bisa diketahui soal riwayat masyarakat Tionghoa di Boyolali.

“Masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut,” kata dia.

Seorang warga Kampung Koplak, 45, Suryadi, mengatakan dirinya justru tidak tahu jika kampungnya memiliki sejarah panjang. Terutama terkait perdagangan di Boyolali.

“Kalau dari zaman saya kecil, dominasi warga merupakan masyarakat Jawa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya