SOLOPOS.COM - Dwi Mardiningsih, 16, menunjukkan undangan berbentuk kipas. (FOTO: Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

Dwi Mardiningsih, 16, menunjukkan undangan berbentuk kipas. (FOTO: Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

Pernikahan adalah sebuah peristiwa bersejarah dalam kehidupan seseorang. Momen sakral nan berharga itu pada umumnya selalu dipersiapkan sebaik mungkin. Salah satu hal yang tak terlupakan dari persiapan pernikahan adalah pembuatan surat undangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, Sulistyowati, 26, menyatakan surat undangan pernikahan merupakan sesuatu yang penting sebagai sarana menyampaikan informasi bahagia kepada masyarakat.

“Apalagi kalau walimah, surat undangan pernikahan itu penting sekali. Kalau tidak ada undangan, bagaimana tetangga akan tahu siapa calon pengantinnya,” kata Sulis saat ditemui Espos, di Masjid An Ni’mah, Serengan, Solo, Rabu (15/8).

Meski penting, ibu satu anak itu mengaku tidak punya koleksi khusus surat undangan pernikahan. Bagi dia, cukup ketika akan menikah bersama dengan orangtua memilih di tempat percetakan jenis undangan yang akan dipakai.

Terpisah, Dwi Mardiningsih, 16, juga menilai surat undangan pernikahan masih sangat diperlukan meski sudah ada kemajuan teknologi seperti handphone (HP) dan facebook.

Meski masih pelajar, Dwi kerap diundang beberapa teman dan tetangganya atau diajak kerabatnya memenuhi undangan pernikahan.

Ia menganggap surat undangan pernikahan sebagai bentuk sarana yang sopan untuk mengundang tamu datang ke pesta pernikahan. Walaupun penting, Dwi merasa tidak perlu mengoleksi surat undangan pernikahan.

“Kalau ngoleksi malah bingung nantinya. Mending milih langsung di tempat percetakan. Di sana [percetakan] kan banyak contohnya,” ucap Dwi saat ditemui Espos di Karangasem, Laweyan, Solo.

Ahli Komunikasi Budaya Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof Andrik Purwasito DEA, mengatakan ada beberapa alasan orang membuat surat undangan pernikahan.

Pertama, untuk menyampaikan informasi ritual bahwa masa lajang telah habis. Di dalam surat undangan pernikahan menyangkut persoalan masa depan anak [calon pengantin]. Yaitu, ada doa-doa dan harapan serta meminta restu kepada tamu undangan yang akan hadir.

Kedua, undangan juga untuk aktualisasi diri. Melalui surat undangan pernikahan, bisa menunjukkan status atau derajat seseorang di dalam masyarakat.

“Contohnya saja ketika Sri Sultan Hamengkubuwono IX mantu. Undangannya sangat mewah dan covernya menyerupai cover kitab suci. Undangan tersebut menunjukkan status sosial yang tinggi dan agenda itu terkait dengan ritual kerajaan,” lanjutnya.

Ketiga, surat undangan pernikahan bisa menjadi simbol personifikasi diri atau cerminan dari karakter pihak yang mengundang.

Pemilik percetakan undangan shidiqweddingcard.com, Wiji Suprianto, menyampaikan pemesan surat undangan pernikahan masih tinggi. Wiji menuturkan rata-rata di dalam sebulan ada 5-10 pemesananan surat undangan pernikahan.

Saat ditemui di Dusun Kleco, Desa Ngombakan, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Rabu, Wiji menyatakan pihaknya melayani pesanan dari berbagai kalangan masyarakat.

“Kalau ada pemesan dari orang yang kurang mampu pun tetap kami layani. Apalagi kepada tetangga. Ada harga undangan yang murah dan kertasnya pun tetap bagus. Undangan unik dan menarik tidak harus mahal,” kata dia.

Dia mencontohkan salah satu undangan yang saat ini banyak diminati yaitu undangan tali pita yang terlihat unik dengan harga Rp2.500/lembar.

Mahal atau murahnya harga surat undangan pernikahan tergantung beberapa hal di antaranya yaitu bahan kertas yang digunakan, tingkat kesulitan cetak dan finishing serta warna kertas. Model undangannya yaitu hardcover, classic, tradisional, amplop, batik, natural, tali pita, black white, satu warna dan ekonomis.

Harga yang dipatok shidiqweddingcard.com berkisar Rp 300/lembar sampai Rp 11.000/lembar dengan batas minimum order yaitu 500 lembar. Apabila ada yang memesan di bawah batas itu akan diperlakukan harga yang berbeda. Sebab, semakin sedikit jumlah order, harga bisa bertambah mahal.

“Pemesan di tempat saya malah 85 persen dari luar Soloraya seperti Yogya, Sleman, Tanjung Pinang, Batam dan Malaysia. Dengan pemasaran lewat online, banyak pemesan dari luar daerah,” tambahnya.

Wiji menyampaikan pihaknya berusaha memberikan layanan yang maksimal yaitu cepat dan hasil yang bagus. Ia tidak ingin mengecewakan konsumen atau pelanggannya.

Pernyataan senada dikemukakan petugas penerima order Percetakan Pratama Duta Utama di Jl Jenderal Sudirman No 9 Kartasura, Sukoharjo, Siti Amanah. Siti menuturkan percetakannya sudah berjalan sekitar 17 tahun. Mereka berupaya memberikan layanan terbaik kepada konsumen.

“Kami berusaha tepat waktu dan memuaskan pemesan,” imbuhnya.



Percetakan Pratama Duta Utama menerima order minimal 200 lembar. Jika memang ada yang pesan di bawah 200 lembar maka harga per lembarnya bisa bertambah mahal. Harga undangan Rp750/lembar-sekitar Rp10.000. Besarnya harga tergantung dari jenis undangan yang dipesan dan banyaknya pesanan. Jika jumlah pesanan bertambah banyak harga bisa berkurang.

Wiji dan Siti menyebutkan jumlah pesanan undangan pernikahan biasanya akan meningkat sekitar dua bulan menjelang bulan Dzuhijjah atau bulan Besar [sebutan orang Jawa].

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya