SOLOPOS.COM - Para mahasiswa STKIP PGRI Ponorogo saat mengikuti bimbingan skripsi. (STKIP PGRI Ponorogo)

Solopos.com, SURABAYA -- Menulis skripsi menjadi salah satu mata kuliah yang menentukan seorang mahasiswa untuk bisa segera menyandang gelar sarjana.

Namun, tak jarang mereka gagal menyelesaikan studinya hanya gara-gara tersandung di urusan menyelesaikan skripsi. Nah seorang dosen di Ponorogo, Jawa Timur punya cara unik untuk urusan skripsi ini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Agar tugas skripsi menjadi lebih santai, seorang dosen di STKIP PGRI Ponorogi mengajak mahasiswa mengikuti bimbingan skripsi di kebun. Dosen tersebut adalah Dr Sutejo yang juga menjabat Ketua (Rektor) STKIP PGRI Ponorogo.

"Ada beberapa hal yang ingin saya tanamkan ke mahasiswa. Antara lain agar mereka bisa rileks dalam menyelesaikan skripsinya, dengan cara bimbingan tidak di ruangan di kampus. Selain itu, saya ingin mereka tidak gengsi kalau kelak harus bertani. Karena mereka umumnya anak petani. Saya harap mereka tidak malu menjadi anak seorang petani," kata Sutejo yang juga dikenal sebagai penulis dan penggerak literasi itu.

Jumlah Pendaki Membeludak, Jalur Pendakian Lawu Via Cemoro Sewu Masih Ditutup

Ia menjelaskan bahwa tujuh mahasiswa yang sedang bimbingan skripsi itu betul-betul dihadapi dengan suasana santai. Karena di sela-sela bimbingan itu, sesekali Sutejo mengusung keperluan pertanian, seperti pupuk dan lainnya.

Pakaian yang dikenakan oleh penulis lebih dari 20 buku dan ratusan artikel dan karya fiksi di media massa itu juga ala petani. Yakni celana pendek, berkaos dan topi caping. Ia pun duduk di tanah sementara para mahasiswa duduk di bangku-bangku kecil yang memang tersedia di areal perkebunan singkong milik Sutejo.

"Awalnya mereka kikuk karena saya justru duduk di tanah, mereka menggunakan kursi, tapi saya bilang tidak ada masalah. Ya akhirnya rileks. Ide-ide mengalir dalam diskusi itu," kata peraih gelar doktor sastra Indonesia dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu dilansir dari Antaranews.com, Selasa (18/8/2020).

Ini Daftar 15 Kampus Klaster I di Indonesia, UNS Solo Masuk?

Malah Senang

Sutejo menjelaskan ide bimbingan skripsi di kebun itu berawal saat para mahasiswa itu menghubungi dirinya lewat telepon seluler untuk konsultasi. Saat itu dirinya sedang berada di kebun dan para mahasiswanya diminta datang ke kebun.

"Pertama bimbingan di kebun pada tanggal 11 Agustus lalu dan kemarin, Sabtu (15/8), merupakan yang kedua. Karena saking berkesannya, kami sepakat dengan mahasiswa untuk ujian skripsi nanti di kebun juga. Mereka malah senang," katanya.

Sutejo menceritakan bahwa setelah bimbingan di kebun, beberapa mahasiswa mengaku lebih lancar menuangkan ide dalam tulisan. Jika sebelumnya, dalam satu hari mereka hanya menghasilkan beberapa halaman, setelah bimbingan di kebun, justru bisa menghasilkan 10 hingga 16 halaman.

Sahkan Ratusan Warga Baru Akhir Pekan Ini, PSHT Solo Jamin Tak Ada Konvoi

Rita Ristiana, mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia angkatan 2016 mengaku senang dengan bimbingan di luar kelas itu. Ia mengaku ada suasana berbeda dengan menimbulkan rasa senang dan rileks.

"Saya merasakan apa yang disampaikan oleh Pak Sutejo ketika bimbingan itu lebih enak diterima dan lebih mudah dipahami. Mungkin karena kami juga sedang rileks. Ini tentu berbeda dengan jika bimbingan dilakukan di ruangan di kampus," katanya.

Rita mengaku sangat menikmati suasana bimbingan skripsi di kebun karena sekaligus bisa "refreshing". Apalagi ia mengaku juga berasal dari lingkungan keluarga petani, sehingga tidak asing dengan suasana kebun dan areal pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya