SOLOPOS.COM - Gedung baru yang diresmikan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka milik Gereja Kristen Jawa (GKJ) Danukusuman di Jl Dewi Sartika No 38, Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo, Selasa (2/8/2022). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meresmikan gedung baru Gereja Kristen Jawa atau GKJ Danukusuman di Jl Dewi Sartika No 38, Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, Solo, Selasa (2/8/2022). Bangunan gereja itu dibangun dengan konsep menyerupai Bahtera Nuh dan terbuka.

Berdasarkan pantauan Solopos.com saat peresmian, bangunan itu seperti perahu besar dengan kelir merah, putih, dan silver. Konsep bangunan tampak terbuka, antara lain tanpa pagar yang menutup semua area kawasan gereja dan tanpa AC.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lokasi bangunan gereja itu tepatnya di timur Pasar Harjodaksino. Sementara lokasi bangunan lama berada di seberang jalan. Gedung itu merupakan sekolah milik Yayasan Perhimpunan Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS).

Hadir dalam peresmian gedung baru GKJ Danukusuman selain Gibran ada juga pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Solo. Anggota DPR RI Eva Yuliana juga tampak hadir di akhir acara peresmian.

Pendeta GKJ Danukusuman Uri Christian Sakti Labeti menjelaskan gereja itu dibangun memakai filosofi Bahtera Nuh yang memiliki sejarah menyelamatkan manusia dan ciptaan Tuhan dari air bah.

Baca Juga: Sudah Dipilih, Tempat Ibadah Ramah Anak di Solo Belum Jalan, Kenapa?

“GKJ Danukusuman ingin menjadi tempat pemulihan keutuhan ciptaan Tuhan melalui pelayanan dan karya sosial dalam masyarakat,” katanya.

Menurutnya, GKJ Danukusuman, Solo, menghidupkan filosofi Jawa berupa ajur ajer yang bermakna menghancurkan keakuan, keegoisan, kesombongan dan membaur dengan masyarakat dalam kehidupan bersama.

Bisa Tampung 600 Orang Jemaat

“Konsep keterbukaan gereja tanpa pagar. Istilahnya gereja pasar karena kiri kanannya  ada orang berjualan. Kami tak terusik dengan mereka namun memberikan fasilitas sejak di gereja lama, antara lain parkir dan air. Tapi kalau ibadah kami minta untuk parkir. Itu sudah biasa bertahun-tahun,” tuturnya.

Baca Juga: Rukun! Gereja Di Solo Tiadakan Ibadah Karena Halamannya Untuk Salat Id

Dia menjelaskan bangunan seluas 450 meter persegi itu berdiri di lahan sekitar 1.800 meter persegi. Ada pun perkembangan GKJ Danukusuman Solo dimulai 1940-an dan diakui sebagai gereja yang berdiri secara mandiri pada 1978.

Sejak awal berdiri, lanjut Uri, GKJ Danukusuman memakai kelas pada sekolah milik Yayasan PPKS. Gereja diizinkan memakai dua kelas sampai memiliki gedung sendiri.

Sementara proses membeli 1.800 meter lahan dilakukan 2010. Pembangunan gedung dengan kapasitas 600 orang jemaat itu menghabiskan dana sekitar Rp5 miliar.

Baca Juga: Kunjungi Gereja Solo, Anggota DPR Eva Yuliana Minta Ini Ke Polisi

Uri berharap adanya gedung baru membuat keimanan jemaat semakin terbangun, gereja bisa mengembangkan seni budaya dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Gereja terbuka dengan masyarakat dalam mengembangkan seni kreasi.

Wali Kota Solo menjelaskan ibadah bisa dilakukan tanpa batasan kuota namun tetap memakai masker. Pengurus gereja diminta mendorong jemaat GKJ Danukusuman untuk vaksinasi Covid-19 penguat atau booster.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya