SOLOPOS.COM - Kopi klopo di Dukuh Wonosegoro, Desa/Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali pada Kamis (25/5/2023). (Solopos.com/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sajian kopi klopo ditampilkan dalam Sarungga Fest di Dukuh Wonosegoro, Desa/Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali pada Kamis (25/5/2023). Kopi klopo merupakan minuman khas Dukuh Wonosegoro.

Ketua Karang Taruna Madewa Dukuh Wonosegoro, Misdiyanto, mengungkapkan Sarungga Fest selain untuk memperingati 1.122 tahun Prasasti Sarungga, juga untuk memperkenalkan potensi yang ada di Wonosegoro, salah satunya kopi klopo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Ini lebih menonjolkan potensi di dukuh kami, ada kopi klopo. Jadi kopi dicampur kelapa, ada aroma khas santen begitu. Ini yang mau kami naikkan,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela acara.

Ia berharap dengan munculnya kopi klopo di Sarungga Fest dapat membuat minuman khas Dukuh Wonosegoro tersebut dikenal khalayak luas.

Salah satu sesepuh desa, Muryani, menjelaskan cara pembuatan kopi klopo. Dimulai dari biji kopi lokal setempat dan kelapa yang telah diiris dijemur terlebih dahulu.

“Setelah itu, kopi dan kelapanya di-nggongso atau orang sekarang disangrai sampai menghitam. Cara nggongso-nya itu kopi dulu yang dimasukkan pertama, terus setelah beberapa saat baru kelapanya,” jelasnya.

Setelah menghitam, kopi dan kelapa yang telah disangrai kemudian ditumbuk bersama lalu diayak baru diseduh.

Ketua Boyolali Heritage Society, Kusworo Rahadyan, menjelaskan aroma kopi klopo seperti kopra atau daging buah kelapa yang dikeringkan.

“Jadi aromanya manis, gurih, dan baunya khas sekali. Cita rasa seperti kopra,” jelasnya.

Kusworo mengungkapkan kurang paham apakah kopi klopo juga ditemukan di tempat lain. Akan tetapi, kopi klopo adalah minuman khas Wonosegoro yang telah bertahan turun-temurun.

Ia mengatakan dulunya daerah Wonosegoro banyak dengan perkebunan kopi. Masyarakat menambah cita rasa kopi dengan kelapa.

Dikutip dari buku Menelusuri Dusun Wonosegoro, Cepogo, Boyolali Jejak Karesian di Lereng Timur Gunung Damalung karya Karang Taruna Madewa dijelaskan dulunya Dukuh Wonosegoro adalah area perkebunan kopi Belanda.

“Walaupun Dukuh Wonosegoro adalah wilayah penghasil kopi, akan tetapi stok kopi untuk dikonsumsi masyyarakat sangat minim karena wajib disetorkan ke pabrik kopi Belanda,” tulis dalam buku karya Karang Taruna Madewa halaman 30.

Untuk menyiasati itu, masyarakat Wonosegoro kala itu mengambil sisa-sisa kopi hasil panen. Pada proses penggorengan, dicampur dengan kelapa agar memiliki rasa gurih. Minuman kopi itu biasa disebut kopi klopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya