SOLOPOS.COM - Pembuat kacang mete asal Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, Naning, saat menunjukkan wujud mete aneka rasa dan warna di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Kamis (3/12/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Wonogiri merupakan salah satu daerah penghasil kacang mete. Dengan olahan yang khas, kacang mete sering dijadikan oleh-oleh khas Wonogiri bagi sebagian orang.

Selama ini, pengolahan kacang mete di Wonogiri dilakukan dengan cara digoreng. Kacang mete yang digoreng itu hampir memiliki rasa yang sama, yakni rasa original atau gurih. Tekstur atau warnanya pun juga sama, agak kecokelatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mengenal Jenis-Jenis Susu Nabati dan Manfaatnya, Kalian Suka Mana?

Salah satu pedagang mete asal Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, Naning, mencoba mengolah dan mengkreasi mete dengan aneka rasa buah-buahan. Selain itu, warna dari mete itu disesuaikan dengan warna buah. Jadi ada aneka warna dari kacang mete yang disajikan.

Rasa mete yang dikreasi Naning yakni rasa buah mangga, durian, leci, jambu merah, stroberi, kelapa, kacang hijau hingga cokelat. Perasa yang digunakan dari buah alami ditambah esense yang aman dikonsumsi. Adapun aneka warnanya ada oranye, ungu, cokelat, hijau, merah, biru, kuning dan lain-lain.

Pemilik Toko Kartika Mete itu mempunyai cara lain dalam mengolah mete. Naning memilih metode oven untuk mengolah mete daripada digoreng menggunakan minyak. Demikian juga saat proses pengeringan mete, Naning menggunakan oven. Dengan dioven, kacang mete akan lebih awet. Sehingga cocok dijadikan oleh-oleh.

“Saya pastikan mete yang saya produksi tidak pakai lem. Jika ada yang pecah tidak saya tempel pakai lem. Jadi apa adanya dan original. Kualitas harus diutamakan,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Kamis (3/12/2020).

Inspirasi

Naning menceritakan, awal mula ia mempunyai ide membuat mete aneka rasa dan aneka warna berawal dari oleh-oleh yang dibawa anaknya. Saat itu anak Naning membawa oleh-oleh kacang almond dari korea yang juga mempunyai aneka rasa dan warna. Tertarik dengan rasa dan wujudnya, ia lantas mengaplikasikan ke mete.

Naning mengaku mulai membuat inovasi mete aneka rasa dan warna sejak Mei 2020, tepatnya setelah Hari Raya Idul Fitri. Namun, ia mulai menekuni usaha mete sejak 2014.

Cemburu, Pria Sragen Tega Aniaya Pacar dan Bakar Sepeda Motor

Selain menjual lewat toko pribadinya, Naning juga menjual dengan sistem online. Mete yang ia produksi itu sudah di kirim hingga Jakarta, Bandung dan kota lainnya. Ia mengatakan, untuk mete aneka rasa dan warna lebih diminati oleh kalangan muda atau milenial.

“Yang rasa original itu peminatnya kalangan usia lanjut atau bapak-bapak dan ibu-ibu. Kalau original tanpa tambahan bumbu apapun. Biasanya untuk yang diet pesannya jenis ini,” kata Naning.

Harga satu kilogram mete aneka rasa dan warna sama dengan harga mete original Rp140.000. “Ini kan produk baru, jadi saya kasih promo dahulu,” kata Naning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya