SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO – Universitas Islam Batik (Uniba) Solo menargetkan menambah lima program studi hingga tahun 2015 mendatang. Salah satu program yang kini digadang-gadang jadi program studi baru yakni batik.

Sesuai nama lembaga pendidikan dan lokasi universitas yang tak jauh dari Kampoeng Batik Laweyan, Rektor Uniba, Prof Dr Ir Endang Siti Rahayu, berkomitmen membuat satu program studi yakni di bidang pengembangan batik. Saat ini pihaknya tengah mengumpulkan sejumlah penelitian dan karya dosen yang bisa dimanfaatkan sebagai landasan untuk pengembangan program.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hasil pendataan yang dilakukannya, Endang mendapatkan informasi bahwa beberapa hasil penelitian terkait batik telah dipamerkan di Malaysia. Di samping itu sebelumnya Uniba juga menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang berkepentingan mengenai batik melalui forum pengembangan batik.

“Entah akan berdiri fakultas sendiri atau program studi, saya berkomitmen memasukan unsur pendidikan batik sebagai identitas universitas,” ungkap dia saat dijumpai Espos.

Dia mengatakan terkait ketersediaan dosen dalam proses pembelajaran batik, pihaknya dapat berkolaborasi dengan praktisi yang berada di kampung sekitar. Menurutnya, konsep ini akan membuat mahasiswa tidak hanya mampu mendesain tetapi juga menguasai bidang produksi batik. Endang mengungkapkan peluang usaha dan karir di bidang ini masih tinggi, mereka dapat berusaha mandiri atau menjadi seorang yang ahli di bidang pengelolaan manajemen pada industri batik.

“Saya yakin pendidikan batik di lingkungan universitas ini bisa jadi daya tarik yang khas dan dicari masyarakat,” jelas dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan selain mengembangkan pendidikan akademik pihaknya juga menguatkan bidang spiritual dengan konsep pendidikan berbasis Islam. Pihaknya akan menjadikan hal ini sebagai karakter akademika kampus. Kendati begitu, Endang tidak membedakan antara agama satu dan lainnya terkait pemberian layanan pendidikan, menurutnya wujud karakter itu terdapat pada perilaku yang dinamis bukan sesuatu tidakan yang ekstrim. “Dua karakter Islam dan batik itu harus masuk dalam pendidikan,” tandasnya.

JIBI/SOLOPOS/Dina Ananti Sawitri S

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya