SOLOPOS.COM - Akhmad Taufiq di ruang kerjanya. (detik.com)

Solopos.com, JEMBER — Rektor Universitas Jember (Unej) mencopot Akhmad Taufiq dari jabatan Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjamin Mutu (LP3M) universitas tersebut. Hal ini dilakukan setelah Taufiq memaparkan sebanyak 22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme sepekan lalu.

Kini jabatan Ketua LP3M disi Bambang Sujanarko, dosen Fakultas Teknik Unej.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Taufiq, yang juga seorang dosen di FKIP Unej, menyampaikan meteri radikalisme itu saat menjadi narasumber di acara 4 Festival HAM di Aula PB Sudirman Kantor Pemkab Jember, Jawa Timur, Rabu (20/11/2019), yang mengambil tema “Strategi Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Kekerasan Esktremisme di Dunia Pendidikan dan Media Sosial”.

Dalam paparannya, Taufiq menyebutkan hasil pemetaan terhadap mahasiswa yang hasilnya 22 persen dari 15.567 mahasiswa Unej terpapar paham radikalisme.

Saat ditanya apakah pencopotan Taufiq dampak dari pernyataannya di acara tersebut, Rektor Unej, Moh Hasan, enggan menjelaskan. Ia hanya mengatakan hasil pemetaan tentang radikalisme itu untuk konsumsi internal.

“Saya lihat di media luar biasa narasi-narasinya [paparan Taufiq]. Kami minta hal itu untuk dirahasiakan karena perintah itu untuk pertimbangan dan kami pakai untuk langkah pemetaan,” kata Hasan saat dimintai konfirmasi seusai acara serah terima jabatan (sertijab) Ketua LP3M, seperti dilansir detik.com, Rabu (27/11/2019).

Namun, lanjut Hasan, dengan adanya informasi tersebut, pihaknya sudah melakukan langkah dengan menunggu klarifikasi.

Pada kesempatan terpisah, Akhmad Taufiq, yang ditemui seusai sertijab tampak berbenah dan menyelesaikan tugas terakhirnya di LP3M Unej.

Saat ditemui di ruang kerjanya, Taufiq menyampaikan pengungkapan data kajian pemetaan bukan dalam rangka melawan pimpinan. Dia mengaku legawa atas keputusan Rektor Unej.

“Termasuk jika beliau tidak berkenan atas tindakan yang saya ambil selama menjabat Ketua LP3M, itu hak Rektor. Saya selaku kabinet yang ditunjuk menerima apa pun keputusan Rektor,” tegas Taufiq.

Lebih lanjut, Taufiq menjelaskan jika di luar sana beredar informasi bahwa ia melawan Rektor dengan menyampaikan hasil pemetaan, itu tidak benar. Dosen FKIP Unej ini bahkan mengaku sangat hormat kepada Rektor. Terlebih saat dirinya menjabat Ketua LP3M, pihaknya telah menjalin komitmen bersama Rektor untuk membangun gerakan antiradikalisme.

“Jika penilaian saya melawan Rektor berdasarkan rekomendasi yang saya berikan saat festival HAM beberapa waktu lalu, itu tidaklah tepat,” sambungnya.

Sebab, berdasarkan salah satu rekomendasi, Taufiq menyampaikan, untuk melawan persebaran paham radikalisme, perlu adanya kepemimpinan yang tegas untuk tidak memberikan ruang bagi radikalisme.

“Diksi kepemimpinan tentu berbeda artinya dengan pemimpin, sehingga rekomendasi saya tidak dapat dipersempit maknanya hanya sebagai perkataan yang menyerang Rektor Unej,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya