SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Solopos.com)–Front Pembela Islam (FPI) Solo membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kebenaran fakta atas meninggalnya seorang pedagang, Nur Iman dalam penyergapan teroris, Sabtu (14/5/2011) lalu.

FPI mensinyalir Nur Iman sengaja dibunuh lantaran berkapasitas sebagai saksi mata atas tewasnya dua teroris di Gang Kantil II, Sanggrahan, Grogol itu. “Yang dibunuh, pasti pembunuhnya ada. Selama ini janggal sekali, ada yang bilang yang membunuh (NurIman-red) Sigit Qurdowi dan sebagainya, semua hanya prediksi,” kata Ketua FPI Solo, Khoirul saat mengunjungi istri Nur Iman, Waliyem, 38, di kediamannya Jl Kanthil III RT 2/RW III, Dukuh Dukuh, Desa Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, Jumat (27/5/2011) siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepada Espos, Khoirul mensinyalir Nur Iman tewas karena tembakan Densus 88. Untuk itu, tim pencari fakta dinyatakannya mulai bekerja bersamaan dengan kunjungannya saat itu. “Intinya kami akan menguak kebenaran ini. Iman bukan dianggap teroris dan ada penekanan hal yang janggal. Kelihatan tidak profesional dan sedikit menutupi. Tidak ada target kapan tim pencari fakta ini selesai bekerja,” jelasnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara Ketua Peradi Solo, Taufiq yang mendampingi Khoirul saat itu, mengatakan, dirinyalah yang akan menjadi ketua tim pencari fakta tersebut. Taufiq dan Khoirul didampingi sejumlah anggota FPI saat itu menyatakan kesediaan diri untuk memberi bantuan hukum terhadap Waliyem. Namun secara spontan, Waliyem menyatakan tak bersedia mendapat pendampingan hukum. “Saya sudah ikhlas dan ingin menenangkan diri. Pusing, memilih mengurus anak-anak saja. Itu sudah takdir,” jawabnya.

(ovi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya