SOLOPOS.COM - Sejumlah model membawakan busana karya dari desainer Denny Wirawan saat pagelaran busana di Jakarta, Kamis (2/12/2021). Sebanyak 44 busana berkonsep Niti Senja yang bertemakan 'Mix and Match, Back to Work and Freedom' tersebut mengangkat hasil pelaku usaha kreatif kain di Indonesia seperti tenun, songket dan batik. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Solopos.com, SOLO — Songket Malaysia berhasil mendapat pengakuan dari UNESCO dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda. Kain tradisional ini secara resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO asal Malaysia pada sesi ke-16 Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda, dalam rangkaian acara 13 hingga 18 Desember 2021.

“Keputusan itu diumumkan kemarin (16 Desember) pukul 17.55 dan diputuskan oleh komite yang terdiri dari 24 negara anggota Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang diketuai oleh Sri Lanka,” ungkap pernyataan putusan, mengutip World of Buzz, Sabtu (18/12/2021), seperti dilansir suara.com.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage adalah lembaga yang didirikan untuk melestarikan warisan budaya dunia. Memasukan warisan budaya dalam UNESCO Representative List dianggap sebagai pengakuan tertinggi dunia terhadap warisan budaya tak benda, yang bisa memperkenalkan dan mempromosikan warisan budaya ke tingkat dunia.

Baca Juga: Benarkah Kecerdasan Anak Diturunkan oleh Ibu? Ini Penjelasannya

Sebagai bagian dari budaya Melayu, songket tidak hanya dikenal di Malaysia, namun juga di Indonesia, Singapura, Burnei Darussalam bahkan sampai Filipina dan Timor Leste.

Kain hasil tenun tradisional ini memiliki ciri khas dan corak tersendiri di berbagai wilayah di Indonesia. Melihat sisi ini, dari mana sebenarnya tenun songket berasal?

Mengutip Liputan6.com, Melansir National Geographic, kata songket berasal dari istilah “sungkit” dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang artinya “mengait” atau “mencungkil.” Hal ini berkaitan dengan proses pembuatannya, yaitu mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, kemudian menyelipkan benang emas dan perak.

Baca Juga: Diduga Langgar Karantina, Tagar #ProsesHukumMulanJameela Trending

Sementara dalam buku Gold Cloths of Sumatra: Indonesia’s Songkets from Ceremony to Commodity karya Anne Summerfield, John Summerfield, dan Susan Rodgers, istilah songket juga kemungkinan berasal dari kata “songka,” songkok khas Palembang yang dipercaya sebagai pionir adat menenun dengan benang emas.

Tenun songket merupakan seni budaya yang berasal dari daratan China. Keberadaannya tercatat lebih kurang sejak seribu tahun lalu, menurut Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Songket dikenal di Malaysia dan Indonesia sejak abad ke-13.

Dalam perjalanannya yang cukup panjang, songket menyebar ke Thailand, dan meluas ke beberapa negara bagian di Semenanjung Malaysia, seperti Selangor, Kelantan, dan Trengganu, bahkan Brunei Darussalam. Hingga kemudian menyeberang ke Sumatra, yaitu ke Silungkang, Siak, dan Palembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya