SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi proses pengerjaan underpass Makamhaji beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO — Kalangan DPRD Solo menilai pembangunan underpass Purwosari dan pengembangan underpass viaduk Gilingan tak memungkinkan dilaksanakan di 2014. Persoalan nonteknis dari pembangunan tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih ketimbang memaksakan pembangunan sesegera mungkin.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Semestinya rencana itu ditajamkan lagi. Kami berharap Dishubkominfo membentuk tim besar untuk mengkaji lebih mendalam. Proses itu tentu memerlukan waktu, 2014 tidak mungkin melaksanakan proyek itu. Daripada dipaksakan di 2014 tetapi banyak kekurangan,” kata Ketua Komisi III, Honda Hendarto, Rabu (8/5/2013), di DPRD Solo.

Honda mengungkapkan pertimbangan terkait nasib tanah warga yang bakal tergusur proyek itu perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah selain persoalan sosial lainnya. “Sekarang lihat di Purwosari, dari sisi nonteknis di sana persoalan ekonomis besar sekali. Kami setuju ada upaya untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Tetapi, lebih baik dimatangkan lagi, dilakukan kajian secara komprehensif betul,” tegas dia.

Diakuinya, kendaraan nonmotor seperti becak dan sepeda angin perlu mendapat solusi dari pembangunan underpass. Lantaran hal tersebut, pihaknya berharap underpass Makamhaji yang saat ini sudah dioperasionalkan bisa menjadi bahan kajian sebelum underpass Purwosari dibangun.

“Underpass Makamhaji kan bisa dijadikan bahan studi banding. Bagaimana letak persoalan di sana, kan bisa bercermin dari persoalan di sana.”

Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, menuturkan underpas maupun fly over menjadi pilihan terbaik mengatasi persoalan kepadatan arus lalu lintas di perlintasan kereta api. Hal itu juga sesuai amanat UU No 13/1992 yang kini diperbarui dengan UU No 23/2007 tentang Perkeretaapian.
“Saya kira itu pilihan terbaik membantu melancarkan arus lalu lintas di perlintasan kereta api. Tetapi ini tidak menjamin bisa mengatasi macet,” urainya.

Disampaikannya, sebelum proyek direalisasikan semestinya pemkot perlu berkaca dari proyek pembangunan underpass Makamhaji yang kini sudah dioperasionalkan.

Ditambahkannya, untuk persoalan teknis sistem drainase perlu mendapat perhatian agar tak ada genangan yang justru menimbulkan persoalan baru.  “Pompa harus difungsikan secara optimal. Kalau rusak, tentu akan terjadi genangan yang menyebabkan arus lalu lintas terganggu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya