SOLOPOS.COM - Warga bersama petugas kepolisian mengangkat tubuh korban yang meninggal setelah tersambar kereta api Malioboro Express di perlintasan rel kereta api Underpass Makamhaji, Kamis (30/5/2013) sore WIB. JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu

Warga bersama petugas kepolisian mengangkat tubuh korban yang meninggal setelah tersambar kereta api Malioboro Express di perlintasan rel kereta api Underpass Makamhaji, Kamis (30/5/2013) sore WIB. JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu

SOLO – Perlintasan kereta api di atas Underpass Makamhaji memang telah diberi pagar pembatas. Namun, pagar berduri yang diletakkan di sisi barat dan timur jalan nampaknya tak berfungsi optimal menyusul tewasnya dua bocah yang tersambar kereta api Malioboro Ekspress, Kamis (30/5/2013) sore WIB.

Ada enam bocah yang tersambar kereta saat bermain di rel kereta api, yang letaknya di atas, Underpass Makamhaji, Kartasura, Kamis sore. Dari keenam bocah itu, dua di antaranya meninggal di tempat kejadian, yakni Pandu Enggar Satria Wibowo, 12 dan Rais Hendriyanto, 11. Sementara, dua di antaranya mengalami luka patah tulang dan dua sisanya selamat tanpa luka serius.

Pelaksana Proyek Underpass Makamhaji dari PT Dian Previta, Sapto Wibowo, menyesalkan kejadian tragis itu. Ia menyatakan sebenarnya perlintasan kereta di atas Underpass Makamhaji sudah diberi pagar pembatas.

Pagar berduri yang dibangun di sisi barat dan timur jalan sebenarnya sudah membuat orang tak bisa lagi menyeberangi rel kereta api di lokasi tersebut. “Dulu permintaan dari konsultan untuk membuat pagar tersebut. Sebenarnya itu sudah enggak bisa buat lewat orang,” terangnya melalui sambungan telepon, Kamis.

Sementara, salah satu saksi, Supriyadi, 38, yang berprofesi sebagai pembuat batu nisan yang berdekatan dengan lokasi kecelakaan, mengaku pagar pembatas dibangun kurang tinggi.

“Pengaman dari PT. KAI di sebelah saya bekerja ini kurang tinggi. Itu saya pasang kabel berduri di atasnya agar tidak digunakan untuk menyeberang,” lanjutnya.

Menurut pengakuan Supriyadi, sebelum kejadian ia melihat keenam anak itu awalnya memarkir sepeda mereka di sebelah barat rel bagian utara Underpass. Mereka kemudian berjalan masuk ke wilayah rel kereta api. Anak-anak itu lantas berbincang dan bercanda di lajur bagian barat rel kereta api, tepatnya di sebelah timur bangunan mesin pompa air Underpass.

“Tiba-tiba muncul KA Malioboro Ekspres dari arah Solo [utara] yang melaju di rel bagian barat sekitar pukul 15.00 WIB. Sementara dari arah Gatak, Sukoharjo [selatan] juga ada kereta api yang melaju di rel sebelah timur. Entah bagaimana, anak-anak itu bisa tersambar. Mereka tak ada yang berteriak. Setelah saya lihat dan periksa, dua di antaranya telah meninggal. Satu luka parah. Yang tiga tidak apa-apa, makanya saya antarkan pulang,” terangnya.

Ia merasa menyesal karena tak memperingatkan keenam bocah itu. Padahal, biasanya ia sangat keras pada anak yang bermain di rel kereta api.

Kapolsek Kartasura, AKP Kemas Indra Negara, di lokasi kejadian mengatakan dua korban meninggal segera dilarikan ke Rumah Sakit DR. Moewardi, Solo untuk divisum. Satu korban yang diketahui mengalami luka parah dilarikan ke RSI Yarsis.

“Ini kejadian pertama setelah Underpass dibangun. Korban meninggal masih divisum di rumah sakit,” ujarnya saat olah tempat kejadian perkara (TKP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya