SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor memenuhi badan jalan saat menunggu melintasnya kereta api di pintu perlintasan Sendangan, Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Shoqib Angriawan)

Kendaraan terlihat mengular panjang saat mengantri di pintu perlintasan KA Krapyak, Klaten. Pintu menjadi salah satu lokasi yang diwacanakan untuk dibangun underpass guna memperlancar arus lalu lintas. (JIBI/SOLOPOS/Shoqib Angriawan)

Kendaraan terlihat mengular panjang saat mengantri di pintu perlintasan KA Krapyak, Klaten. Pintu menjadi salah satu lokasi yang diwacanakan untuk dibangun underpass guna memperlancar arus lalu lintas. (JIBI/SOLOPOS/Shoqib Angriawan)

Suasana di sekitar perlintasan kereta api Krapyak, Klaten Selatan senantiasa padat, seperti terlihat pada Minggu (12/5/2013). Berdasarkan pengamatan Solopos.com, alat transportasi yang melintasi kawasan itu didominasi oleh truk yang bermuatan pasir. Meski demikian, lalu lintas di kawasan itu terlihat lancar dan tidak begitu mengalami masalah kemacetan berarti.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kemacetan baru terasa saat pintu perlintasan kereta api ditutup dan terjadi kemacetan cukup panjang di jalan by pass itu. Kendati demikian, tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengembalikan arus lalu lintas supaya kembali lancar. Berdarkan informasi yang diperoleh dari sumber Espos, kepadatan arus lalu lintas terjadi pada pukul 07.00 WIB, 11.00-13.00 WIB dan 16.00-17.00 WIB.

Ekspedisi Mudik 2024

Hanya, sejumlah bus yang nyelonong karena tidak sabar ingin mendahului kendaraan di depannya sering kali menyebabkan kemacetan yang lebih parah. Bahkan, kondisi itu juga membahayakan kendaraan lainnya. Faktor kemacetan dan rawan kecelakaan itulah yang menginisiatif Komisi III DPRD Klaten untuk membangun fly over di perlintasan kereta api Krapyak. Selain itu, Komisi III DPRD juga berencana membangun underpas di perlintasan kereta api di dekat Mapolres Klaten.

Pembangunan itu pun mendapatkan tanggapan yang beragam dari masyarakat yang bakal menjadi korban mega proyek itu. Salah satu warga Krapyak, Merbung, Klaten Selatan, Komarudin Arsad, berpendapat pembebasan lahan menjadi faktor penting yang harus diperhatikan pemerintah. Pasalnya, pembebasan lahan itu sering kali menemui ganjalan lantaran tidak adanya kesepakatan yang saling menguntungkan antara pemerintah dengan masyarakat.

Pengendara sepeda motor memenuhi badan jalan saat menunggu melintasnya kereta api di pintu perlintasan Sendangan, Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Shoqib Angriawan)

Pengendara sepeda motor memenuhi badan jalan saat menunggu melintasnya kereta api di pintu perlintasan Sendangan, Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Shoqib Angriawan)

“Sebelum dibangun, pembebasan lahan itu harus sudah tuntas,” ungkap Komarudin yang pernah menjadi anggota DPRD Klaten pada 1992-1997 dan 1997-1999 itu kepada Solopos.com. Dia juga yakin tempat tinggalnya akan menjadi salah satu rumah yang ikut tergusur akibat pembangunan fly over itu. Dia mengaku tidak masalah andai rumahnya tergusur, asalkan mendapatkan ganti rugi yang sesuai. Dia berpendapat rumah yang digunakan untuk kegiatan perekonomian harus mendapatkan ganti rugi yang lebih dibandingkan rumah biasa. “Sebab, rumah yang digunakan untuk perekonomian kan belum tentu berhasil lagi di tempat yang baru, sehingga penawaran yang dilakukan pemerintah juga harus realistis,” ungkapnya.

Meski demikian, dia berpendapat jika fly over hanya dibangun di sekitar perlintasan kereta api Krapyak tidak akan menyelesaikan masalah. Menurutnya, pembangunan fly over dilakukan dari Sub Terminal Bendogantungan, melewati perlintasan kereta api Krapyak hingga lampu merah Klasis. “Kalau cuma dibangun 300 meter sampai lampu merah Tegalyoso tidak akan menyelesaikan masalah, kendaraan akan menumpuk di fly over jika terjebak lampu merah,” tandasnya.

Hal senada juga diungkapkan warga Krapyak, Merbung, Klaten Selatan, Yunanto Talu Nugroho. Menurutnya, jika rumahnya harus digusur, pemerintah harus memberikan ganti rugi yang sesuai. “Kan susah mencari pelanggan di tempat yang baru,” jelas Yunanto yang membuka bengkel di rumahnya.

Sementara itu, di sekitar pintu perlintasan kereta api Sendangan, sekitar Mapolres Klaten, terlihat cukup padat pada Minggu. Apalagi di perlintasan kereta api itu terdapat perempatan jalan. Salah satu warga yang membuka bengkel di wilayah itu, Suradi, mengatakan sering terjadi kecelakaan. “Karena dari arah Mapolres maupun Krapyak itu kendaraaan sering melaju kencang, sehingga tidak tahu kalau ada perempatan kecil,” paparnya.

Menurutnya, hampir setiap hari di perlintasan kereta api itu terjadi kecelakaan antarkendaraan bermotor. Dia sepakat jika di perlintasan kereta itu dibangun underpas. Selain sering terjadi kecelakaan, dia juga memperkirakan pembebasan lahan cukup mudah lantaran wilayah itu tidak terlalu padat pemukiman penduduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya