SOLOPOS.COM - Sejumlah pengungsi berada di atas truk yang dipergunakan untuk mengevakuasi mereka ke tempat pengungsian saat terjadinya gempa di wilayah dataran tinggi Dieng, Sabtu (20/4/2013). Disdikpora Banjarnegara memastikan seluruh anak pengungsi bencana gempa Dieng tetap mengikuti ujian nasional tingkat SMP hari ini. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Sejumlah pengungsi berada di atas truk yang dipergunakan untuk mengevakuasi mereka ke tempat pengungsian saat terjadinya gempa di wilayah dataran tinggi Dieng, Sabtu (20/4/2013). Disdikpora Banjarnegara memastikan seluruh anak pengungsi bencana gempa Dieng tetap mengikuti ujian nasional tingkat SMP hari ini. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Sejumlah pengungsi berada di atas truk yang dipergunakan untuk mengevakuasi mereka ke tempat pengungsian saat terjadinya gempa di wilayah dataran tinggi Dieng, Sabtu (20/4/2013). Disdikpora Banjarnegara memastikan seluruh anak pengungsi bencana gempa Dieng tetap mengikuti ujian nasional tingkat SMP hari ini. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

BANJARNEGARA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, memastikan seluruh anak pengungsi di dataran tinggi Dieng mengikuti ujian nasional sekolah menengah pertama.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Anak-anak pengungsi itu bersekolah di SMP Negeri 2 Batur, dan jumlah peserta ujian sebanyak 41 orang. Alhamdulillah hadir semua, sehingga tidak ada masalah,” kata Kepala Bidang Sekolah Menengah Dindikpora Banjarnegara Achmad Chozin di Banjarnegara, Senin (22/4/2013).

Sementara itu, SMP Negeri 1 Batur, menurut dia lokasinya jauh dari daerah bencana, dan tidak ada anak-anak pengungsi yang bersekolah di sana. Secara terpisah, Kepala SMP Negeri 2 Batur Sunardi mengatakan kondisi seluruh peserta ujian nasional di sekolah ini sudah dalam keadaan tenang. “Kalau kemarin [Minggu (21/4/2013)], anak-anak agak resah. Kebetulan kemarin ada les untuk mereka,” katanya.

Berdasarkan pantauan, kata dia, jumlah siswa kelas IX yang mengungsi akibat gempa bumi pada Jumat (19/4/2013) malam sebanyak 10 anak, karena saat les yang dilaksanakan pada Minggu hanya dihadiri 31 anak, dari total siswa sebanyak 41 anak. Ke-10 anak tersebut, lanjut dia, berada di sejumlah lokasi pengungsian. “Kami berkoordinasi dengan kepala desa yang siswanya ada di sekolah kami. Dalam hal ini, kami membuat daftar nama siswa dan orang tuanya, selanjutnya meminta bantuan kepada kepala desa untuk bisa menghadirkan anak-anak tersebut,” katanya.

Upaya menghadirkan anak-anak itu, kata dia, tidak hanya dilakukan kepala desa, tetapi juga dibantu para relawan. Oleh karena itu, kata dia, seluruh peserta ujian nasional di SMP Negeri 2 Batur sebanyak 41 siswa dapat hadir untuk melaksanakan ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia dari pukul 07.30 hingga 09.30 WIB.

Kendati demikian, menurut dia, ada satu peserta yang tidak menggunakan seragam sekolah karena masih tinggal di pengungsian. “Satu peserta tidak pakai seragam karena belum pulang ke rumah, namun tetap kami izinkan mengikuti ujian,” katanya. Ia mengatakan, secara administratif seluruh peserta ujian memenuhi persyaratan, karena kartu peserta dibagikan sebelum anak-anak masuk kelas.

Mengenai jumlah siswa yang kemungkinan masih mengungsi selama pelaksanaan ujian nasional, dia memperkirakan masih ada dua anak di pengungsian. Sedangkan lainnya telah kembali ke rumah masing-masing. “Dua anak tersebut mengungsi di SD Negeri 1 Dieng Kulon, Kecamatan Batur. Tetapi ada rencana dari Pemerintah Desa Kepakisan untuk membuat pos pengungsian di lapangan desa setempat, sehingga dua anak itu bisa lebih dekat menjangkau sekolah kami,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya