SOLOPOS.COM - Sejumlah anak bermain di antara tenda pengungsian di lapangan Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Seluruh siswa SD di kawasan Dieng dipastikan mengikuti ujian nasional mulai hari ini meski masih ada di antara mereka yang mengungsi. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Sejumlah anak bermain di antara tenda pengungsian di lapangan Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Seluruh siswa SD di kawasan Dieng dipastikan mengikuti ujian nasional mulai hari ini meski masih ada di antara mereka yang mengungsi. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Sejumlah anak bermain di antara tenda pengungsian di lapangan Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Seluruh siswa SD di kawasan Dieng dipastikan mengikuti ujian nasional mulai hari ini meski masih ada di antara mereka yang mengungsi. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

BANJARNEGARA – Seluruh siswa kelas 6 sekolah dasar di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, mengikuti ujian nasional meskipun sebagian dari mereka masih mengungsi akibat gempa pada 19 April 2013.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Alhamdulillah, seluruh siswa kelas 6 yang berjumlah 38 anak telah berangkat semuanya. Anak-anak juga telah kami berikan pengarahan,” kata Kepala SD Negeri Kepakisan 1, Kecamatan batur, Kabupaten Banjarnegara Suprayitno di Banjarnegara, Senin.

Selain itu, kata dia, empat pengawas yang terdiri atas tiga guru SDN Pekasiran 2 dan satu guru SDN Karangtengah 1, Kecamatan Batur, juga telah hadir, termasuk pengawas dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Banjarnegara.

Ia menjelaskan ujian nasional untuk siswa kelas 6 SDN Kepakisan 1 menggunakan dua ruangan yang tidak mengalami kerusakan akibat gempa yang mengguncang Dataran Tinggi Dieng pada Jumat (19/4/2013) malam. “Mereka terbagi di dua lokal, satu lokal untuk 20 anak dan yang satunya 18 anak,” katanya.

Sebanyak delapan di antara 10 ruangan SDN Kepakisan 1 mengalami kerusakan akibat gempa sehingga kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di tenda darurat. Bahkan, 10 siswa kelas 6 SDN Kepakisan 1 sempat tidak berangkat sekolah selama beberapa hari pascagempa karena ikut mengungsi bersama orang tua mereka. Akan tetapi, setelah pihak sekolah, komite sekolah, dan perangkat desa setempat berkoordinasi dengan orang tua siswa, mereka kembali bersekolah.

Sebanyak 26 siswa SDN Sumberejo 1, Kecamatan Batur, juga melaksanakan ujian nasional meskipun sekolah mereka mengalami kerusakan akibat gempa. “Alhamdulillah seluruh siswa kelas 6 masuk semua dan dalam keadaan sehat. Cuaca terlihat cerah dan tidak tercium bau belerang dari arah Kawah Timbang,” katanya.

Ia menjelaskan ujian nasional untuk siswa kelas 6 sekolah itu menggunakan ruang komputer dan ruang olahraga. Selama pelaksanaan ujian nasional, pihaknya juga mengadakan kegiatan belajar bersama mulai pukul 18.00-21.00 WIB. “Belajar bersama ini berdasarkan hasil rapat guru, komite sekolah, dan wali murid. Pertimbangannya, daripada siswa tidak belajar pada malam hari, lebih baik mereka berkumpul di sekolah untuk belajar bersama,” kata dia.

Dia mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, Kawah Timbang yang masih berstatus “Siaga” cenderung lebih tenang dan aktivitasnya tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di SDN Sumberejo 1, meskipun kadang bau gas belerang masih tercium hingga sekolah yang berjarak sekitar 1.500 meter dari kawah tersebut. “Kadang dalam beberapa menit tercium bau menyengat, lalu menghilang. Asap yang dikeluarkan Kawah Timbang juga tidak lagi terlihat tinggi seperti waktu-waktu sebelumnya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya