SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO  —  Tiga SMK dari luar daerah terpaksa menginduk ujian nasional (UN) ke Solo lantaran kompetensi keahlian belum diakreditasi. Tiga SMK tersebut harus menginduk ke SMK yang ada di Solo karena di daerahnya tidak ada SMK yang memiliki kompetensi keahlian serupa.

Kasi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo, Budi Setiono, mengatakan tiga SMK tersebut berasal dari Sragen, Sukoharjo dan Banyumas. Surat pengindukan UN tersebut disampaikan dari dinas pendidikan (Disdik) asal pemohon ke Disdikpora Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pelaksanaan ujian digabung mulai Ujian Praktek Kejuruan (UPK) hingga UN,” ujarnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (11/2/2013).

Menurutnya, SMK di Kota Solo dipilih menjadi induk pelaksanaan UN karena faktor jarak yang dianggap paling dekat. Ketiga SMK tersebut yaitu SMK Widya Wisata Sragen, SMK Karya Teknologi 2 Banyumas dan SMK Muhammadiyah 2 Sukoharjo. “Di daerah mereka juga tidak ada SMK yang memiliki keahlian yang sama, sehingga menginduk ke Solo,” paparnya.

Dari SMK Widya Wisata Sragen, ada 43 siswa Kompetensi Keahlian Akomodasi Perhotelan yang menginduk ke SMK Sahid Solo. Dari SMK Karya Teknologi 2 Banyumas, ada 59 siswa Kompetensi Keahlian Kimia Industri yang menginduk ke SMK Santo Paulus. Sedangkan dari SMK Muhammadiyah 2 Sukoharjo, ada sebanyak 13 siswa dari Kompetensi Keahlian Garmen yang menginduk ke SMKN 3 Solo.

Meski menginduk di sekolah lain, menurut Budi, tempat pelaksanaan UPK maupun UN bisa digelar di sekolah asal. Syaratnya, sekolah tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh tim UN, pengawas, dunia usaha dan industri (Dudi) dan pengawas sekolah.

“Jadi, siswa tidak perlu jauh-jauh dari Banyumas ke Solo karena bisa ujian di sekolah mereka. Paket soal, nantinya yang memilih juga dari sekolah yang diinduki,” ujarnya.

Sementara itu di Solo, hingga Senin (11/2/2013) ada lima SMK yang menginduk ke SMK yang lain. Menurut Budi, alasannya masih sama yakni kompetensi keahlian yang belum diakreditasi. Kelima SMK tersebut yakni SMK Batik 1, SMK Batik 2, SMK Pancasila, SMK PGRI 1 dan SMK Sahid Jaya.

Dari SMK Batik 1 Solo, ada 38 siswa Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) yang menginduk ke SMKN 2 Solo. Dari SMK Pancasila Solo, ada 70 siswa Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan yang menginduk ke SMKN 2 Solo. Dari SMK PGRI 1 Solo, ada 51 siswa Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan 51 siswa, yang menginduk ke SMKN 5 Solo.

Dari SMK Sahid Jaya Solo, ada 14 siswa Kompetensi Keahlian Garmen yang menginduk ke SMKN 3 Solo. “Sedangkan dari SMK Batik 2 Solo Kompetensi Keahlian Multimedia menginduk ke SMKN 9 Solo, jumlah siswanya kami belum tahu,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya