SOLOPOS.COM - Siswa inklusi penyandang tunanetra, Maria Agustina, mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) di SMA Negeri 8, Solo, Senin (15/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

Siswa inklusi penyandang tunanetra, Maria Agustina, mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) di SMA Negeri 8, Solo, Senin (15/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

SOLO — Kepanikan sempat terjadi dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) di sekolah inklusi SMAN 8 Solo. Pasalnya, panitia UN tidak menemukan lembar jawab ujian nasional (LJUN) dalam naskah soal berhuruf Braille yang dikerjakan salah satu siswa tuna netra.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pelaksana Hubungan Masyarakat SMAN 8 Solo, Sugito Widyatmoko, mengatakan panitia UN sempat panik saat mendapati tidak ada LJUN dalam paket soal UN berhuruf Braille. Pengawas ruang dan guru pendamping khusus (GPK) sempat mencari-cari LJUN tersebut. Karena LJUN tidak ditemukan, panitia pun berkonsultasi kepada pengawas dari perguruan tinggi (PT) dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Solo. Pengawas dari PT kemudian menyepakati bahwa jawaban ditulis di kertas HVS terlebih dahulu.

“Soal dibaca sendiri, kemudian siswa menyebutkan jawaban kepada guru pendamping khusus (GPK). GPK akan menuliskan jawaban di kertas HVS, kemudian nanti akan dipindahkan ke LJUN,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di sela-sela ujian, Senin (15/4/2013).

Sugito menambahkan satu siswi tuna netra yang mengerjakan soal berhuruf Braille tersebut adalah Maria Agustina Siwi Nugraheni. Maria adalah siswa berkebutuhan khusus yang menderita buta total. Ia duduk di kelas XII IPS 3. Ia menempati ruangan terakhir yang dijaga ketat oleh satu pengawas ruang dan guru pendamping khusus (GPK). Karena mengerjakan soal dengan huruf Braille, Maria tidak memperoleh tambahan waktu ujian.

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum SMAN 8, Hindarso, mengatakan tidak adanya LJUN memang sempat membuat panitia kebingungan. Hal itu dikarenakan tidak ada LJK di dalam bendel soal UN berhuruf Braille. Beruntung, panitia UN sekolah segera berkonsultasi kepada Panitia UN tingkat Kota. Pengawas PT kemudian mengusulkan untuk menuliskan jawaban ke kertas HVS. Keputusan tersebut juga dituliskan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) UN. Kemudian panitia akan mengirimkan lembar jawaban tersebut ke Provinsi Jateng. Di Provinsi, jawaban siswa tersebut akan disalin ke LJUN.

Sementara itu, Koordinator Satuan Pengawas Perguruan Tinggi dari Universitas Negeri Semarang, Joko Adi, mengatakan sesuai prosedur operasi standar (POS) seharusnya di dalam amplop soal ujian Braille itu disertai dengan LJUN. Namun pada kenyataannya, LJUN itu tidak ada.

“Seharusnya sama dengan soal reguler, melekat dengan soal,” ujarnya.

Ia mengaku soal ujian Braille yang tidak disertai lembar LJUN itu sudah dicantumkan dalam berita acara pelaksanaan ujian nasional.

Ketua Panitia UN 2013 Kota Solo, Bambang Wahyono, justru mengaku tidak tahu jika soal ujian Braille tidak dilengkapi lembar jawaban. Ia menyampaikan bahwa kejadian tersebut sepenuhnya adalah kewenangan provinsi. Pasalnya, Disdikpora dan pengawas tidak diperkenankan membuka paket soal tersebut.

“Saya tidak tahu. Kami tidak boleh membuka. Kami hanya kepanjangan tangan dari Provinsi. Secara eksplisit kami tidak tahu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya