SOLOPOS.COM - Foto Siswi Gunungkidul yang Lumpuh Saat UN JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah

Foto Siswi Gunungkidul yang Lumpuh Saat UN
JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah

Kadang, dua hal sulit datang pada saat bersamaan. Hal itu berlaku bagi salah satu siswa kelas SMAN 2 Wonosari. Syarafnya terjepit menjelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Berikut ini kisahnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lonceng tanda ujian nasional berakhir berbunyi. “Teng, teng, teng.” Dari salah satu ruang, muncul siswi yang dipandu seorang wanita separuh baya. Kemudian, murid bernama Ardia Intansari itu dituntun ke kursi roda. Wanita separuh baya tersebut adalah sang ibu, Siti Sulanjari.

“Alhamdulillah, bisa mengikuti ujian nasional sampai selesai,” terdengar bisikan dari murid kelas 12 IPS 3 SMAN 2 Wonosari itu.

Senyumnya tak henti-hentinya merekah. Ia tampak gembira bisa mengikuti ujian nasional. Beberapa hari sebelumnya, musibah menimpa gadis belia itu. Pada Sabtu dan Minggu di pekan sebelum pelaksanaan ujian, Ardia tak bisa bicara. Ia lumpuh.
Benaknya pun berkecamuk karena takut tak bisa ikut ujian. Orang tuanya pun segera mengambil langkah cepat dengan membawanya terapi ke Solo. Bagaikan mendapatkan keajaiban, usai terapi dua hari, Ardia pun bisa bicara dan berjalan, meskipun masih perlu dibantu.

Dia akhirnya juga bisa mengikuti ujian nasional bersama teman-temannya. Tubuh Ardia sudah lemah sejak duduk di kelas I SMA. Dia sering pingsan.

Puncaknya ketika duduk di kelas III, ada syaraf belakangnya yang terjepit. Ardia mendadak harus opname. Dia sempat lumpuh dan harus berjalan merangkak. Para pertengahan Maret, sakitnya semakin parah. Ia lumpuh total selama 18-22 Maret. Jangankan berjalan, berbicara dan bergerak pun tak bisa.

Tetapi, penyakit itu belum terlalu kuat untuk mengalahkan motivasi Ardia. Dia selalu bertekad untuk sembuh dan jangan sampai dioperasi.

“Saya yakin, kalau kuat menghadapi cobaan itu, saya akan mendapatkan hasil yang baik,” katanya.

Kesabaran dan doa berbuah manis, Ardia pun bisa ikut ujian nasional tepat waktu dan tidak mengalami kesulitan sedikit pun. Meski sekolah menawarkan ujian di tuang unit kesehatan sekolah, Ardia menolak karena ingin menjalani ujian bersama teman-temannya.

Dia pun tidak mau duduk di kursi roda saat ujian. Dengan bersandar pada bantal, Ardia mengerjakan soal demi soal dengan lancar.

Sosok Ardia menggambarkan ketegaran dan kemauan yang besar di mata guru-gurunya.

Melihat semangat Ardia, pihak sekolah pun selalu mendukung dan memberikan pendampingan. Teman-teman satu sekolah pun selau memotivasi.

“Semangatnya luar biasa,” begitulah pujian dari Widarno, Kepala SMAN 2 Wonosari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya