SOLOPOS.COM - Ilustrasi naskah UN (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi naskah UN (Dok/JIBI/SOLOPOS)

KUPANG--Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA/SMK/SMA Luar Biasa di Kota Kupang ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, ditunda karena naskah UN yang disalurkan ke posko baru mencapai 20 persen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Naskah UN yang ada di posko ini baru mencapai sekitar 20 persen dan ini tidak mampu untuk disalurkan kepada seluruh sekolah yang ada di daerah ini,” kata Ketua Penyelenggara UN Kota Kupang Filmon Lulupoy di Kupang, Kamis (18/4/2013).

Dalam kondisi itu, Pemerintah Kota Kupang mengambil kebijakan untuk menunda pelaksanaan UN tingkat SMA/MA/SMK/SMA Luar Biasa di daerah itu.

Pemerintah Kota Kupang, lanjut Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota KUpang itu, tidak mau mengambil risiko untuk melaksanakan UN dengan kondisi naskah yang tidak lengkap tersebut.

Menurut Lulupoy, panitia UN Kota Kupang, hingga Rabu (17/4/2013) malam baru menerima naskah UN bagi 25 sekolah dari 31 sekolah penyelenggara di daerah itu.

“Karena itu, sekali lagi pemerintah kota Kupang tidak bisa mengambil risiko dan akhirnya mengambil kebijakan untuk menunda pelaksanaan UN untuk hari ini,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yohanis Mau, terpisah mengaku, mendapatkan informasi resmi dari Wali Kota Kupang, Jonas Salean terkait penundaan pelaksanaan UN di daerah itu.

Pemerintah Kota Kupang lanjut Yohanis masih mengalami kekurangan naskah UN sebanyak 700 lebih amplop. Dan karena itu, pemerintah Kota Kupang mengambil kebijakan untuk menunda pelaksanaan UN tersebut.

Semestinya, menurut Yohanis, pemerintah Kota Kupang bisa melakukan penggandaan terkait kekurangan naskah UN yang ada, sehingga pelaksanaan UN bisa dilakukan hari Kamis. Hal itu kata dia sangat dibenarkan oleh standar operasional UN yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan KebudayaanI.

“Seharusnya jika terjadi kekurangan naskah UN bisa dilakukan penggandaan melalui fotokopi, sehingga pelaksanaan UN bisa dilakukan,” katanya.

Kendati pun demikian, lanjut dia, hal itu merupakan kebijakan Pemerintah Kota Kupang, namun yang pasti hal penundaan tersebut harus disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuhsebagai Ketua Panitia Nasional Pelaksanaan UN di Indonesia.

Terkait pelaksanaan UN di kabupaten lainnya di provinsi kepulauan itu, Yohanis mengaku sedang berjalan sesuai jadwal penundaan yang telah ditetapkan. Hanya saja menurut dia, di SMA Negeri 17 Weoe di Kabupaten Belu, yang hingga saat ini belum mendapatkan naskah UN.

Siswa putus asa Seorang siswi Kelas 3 IPA SMA Mercusuar Kota Kupang yang ditemui terpisah mengaku putus asa dengan penundaan UN yang terjadi untuk kedua kalinya itu.

Menurut dia, penyampaian penundaan itu setelah dia dan sejumlah siswa peserta UN di sekolah itu tiba di sekolah.

“Kami baru disampaikan oleh guru kami di sekolah kalau UN ditunda lagi. Katanya naskah UN untuk sekolah kami belum ada,” katanya.

Dia mengaku sangat kecewa dan hampir putus asa dengan sejumlah persiapan yang sudah dilakukan selama ini untuk menghadapi UN tahun ini. Dia mengusulkan agar pemerintah bisa lebih serius mengurus semua proses dan tahapan UN ini secara baik dan tepat waktu, agar tidak terjadi lagi di kemudian hari.

“Kami kecewa dan karena itu kami berharap tidak akan terjadi lagi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya