SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa mengerjakan soal ujian nasional (UN). (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi siswa mengerjakan soal ujian nasional (UN). (Dok/JIBI/SOLOPOS)

JAKARTA--Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang dinilai cukup buruk rupanya diikuti dengan pengaduan dari siswa dan orangtua siswa. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menerima 1.000 pengaduan terkait UN.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kacau balau, kami membuka posko pengaduan di 12 provinsi dan 35 kabupaten/kota. Laporan tahun ini, capai angka 1.000 pengaduan. Ini bahkan juga muncul email yang menyebutkan tidak mau lagi melaporkan ke Kemendikbud yang membantah tidak ada kecurangan,” ujar Sekjend FSGI Retno Listiyarti kepada detikcom, Jumat (19/4/2013).

Namun Retno menyebutkan FSGI tidak memiliki akses untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut. Walau kepercayaan para pengadu lebih besar kepada FSGI yang menyatakan menentang pelaksanaan UN.

“Sebenarnya kami juga tidak akan menindaklanjuti karena tidak miliki wewenang, tapi dari pengaduan inilah kami mengklasifikasikan. Kesimpulan kami, kami menentang ujian nasional sejak dulu, jadi momentun UN 2013 adalah momentum untuk menghapus ujian nasional,” ujar Retno.

FSGI menentang UN karena begitu banyak carut marut yang kerap terjadi tiap tahunnya. Seperti isu jual beli kunci jawaban, dan soal yang dinilai terlalu sulit.

“Ini yang dirugikan banyak, ada dari orangtua yang dilibatkan jual beli kunci jawaban, lalu murid-murid yang menyebutkan ada yang jual beli kunci,” ujar Retno.

“Kami juga terima 97 pengaduan dari murid yang mengatakan ujian nasional tahun ini sangat sulit, mereka adalah dari kelas atas. Mereka sendiri merasa soal sangat sulit,” tambah Retno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya