SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) berhuruf braille. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi soal ujian nasional (UN) berhuruf braille. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO—DPRD Kota Solo menyayangkan kebijakan panitia pusat penyelenggara Ujian Nasional (UN) 2013 yang tidak menyediakan naskah berhuruf braille untuk satu siswa inklusi penyandang tunanetra asal SMKN 8 Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sesuai jadwal, pelaksanaan UN SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C digelar Senin-Kamis (15-18/4).

Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Solo, Abdul Ghofar Ismail, menilai kebijakan pemerintah itu tidak adil untuk siswa inklusi. “Menurut saya itu kurang adil. Meski jumlah siswa inklusi penyandang tunanetra yang ikut UN di Indonesia hanya satu, seharusnya tetap dibuatkan [naskah berhuruf braille],” tegasnya saat ditemui wartawan di sela-sela penghitungan naskah UN 2013 yang dipusatkan di SMKN 2 Solo, Sabtu (13/4) pagi.

Di Solo, ada dua siswa inklusi penyandang tunanetra yang mengikuti UN tahun ini. Kedua siswa inklusi itu masing-masing ada di SMKN 8 Solo dan SMAN 8 Solo. Untuk siswa inklusi di SMAN 8 Solo, ternyata disediakan naskah UN berhuruf braille. Disediakannya naskah braille untuk SMA itu disebabkan cukup banyaknya peserta penyandang tunanetra yang mengikuti UN.

Sedangkan, peserta UN penyandang tunanetra untuk SMK hanya ada satu siswa di Indonesia, yaitu di SMKN 8 Solo.  Menurut Ghofar, jika pemerintah pusat sudah mengindentifikasi adanya siswa inklusi penyandang tunanetra sudah seharusnya naskah braille itu disiapkan, berapapun biayanya.

“Itu kan juga hak anak, kalau sudah ada sekolah inklusi, pemerintah seharusnya konsekuen.”

Tidak disediakannya naskah berhuruf braille itu menyebabkan siswa harus dibacakan oleh guru pendamping khusus (GPK) saat ujian. Ghofar berharap tidak adanya naskah berhuruf braile itu tidak begitu mempengaruhi siswa inklusi dalam mengerjakan UN. Rencananya, Komisi IV DPRD Kota Solo melakukan inspeksi ke sejumlah sekolah saat UN berlangsung di Solo termasuk SMKN 8.

Sementara itu, Ketua Panitia UN 2013 Kota Solo, Bambang Wahyono, mengatakan sebelumnya sudah mengajukan permohonan naskah berhuruf braille kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

“Sebelumnya kami sudah mengajukan baik lewat daftar nominasi tetap (DNT) yang ada keterangan siswa inklusi, hingga surat yang dilampirkan oleh sekoah,” jelasnya.

Berdasarkan informasi yang dia terima, tidak adanya naskah braille itu memang disebabkan jumlah siswa penyandang tunanetra hanya satu, yaitu di SMKN 8 Solo. Pihaknya berencana memberikan masukan lagi kepada Disdik Provinsi Jateng dalam hal penyediaan naskah braille. Sebab, naskah braile juga merupakan salah satu hak anak dalam mendapatkan pelayanan pendidikan.

Disinggung mengenai pengawasan siswa inklusi yang tidak mendapatkan naskah braille, Bambang mengatakan akan ditempatkan pada ruang tersendiri. Nantinya, siswa inklusi asal SMKN 8 didampingi satu GPK yang membacakan soal dan membantu melingkari jawaban pada lembar jawab komputer (LJK).  Sedangkan untuk siswa inklusi yang ada di SMAN 8 Solo, tetap mengerjakan UN dalam satu ruang dengan siswa reguler lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya