SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Pelaksaan ujian nasional (UN) 2013 jenjang SMA, MA, SMK dan SMALB hari kedua diwarnai dengan beberapa insiden kecil. Insiden tersebut di antaranya adalah soal tidak tercetak di naskah dan lembar jawab ujian nasional (LJUN) yang kotor.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Solo (DPKS), Ichwan Dardiri, mengatakan pada hari kedua pelaksanaan UN 2013 ini memang ditemukan beberapa insiden. Berdasarkan laporan pengawas DPKS, salah satu siswa SMKN 2 Solo harus mengganti naskah soal dan LJUN dikarenakan soal nomor 16 hingga 31 tidak tercetak di dalam naskah soal. Siswa kehilangan waktu hingga separuh waktu ujian karena harus mengganti total naskah soal dan LJUN baru.

Promosi Jadi Merek Bank Paling Berharga di RI, Nilai Brand BRI Capai US$5,3 Miliar

“Saat dia menyadari soal tidak tercetak, saat itu juga memasuki waktu pembacaan soal listening. Padahal soal sudah dikerjakan sekitar 30 menit,” ujarnya kepada Solopos.com, Selasa (16/4/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Kejadian tersebut, lanjutnya, seharusnya menjadi koreksi terutama untuk pihak pengawas. Pengawas seharusnya meminta siswa mengecek lembar naskah soal sebelum mengerjakan. Dengan demikian, pengawas bisa langsung mengganti soal dan LJUN.

“Saya harapkan pengawas itu tidak hanya mentheleng [memelototi]. Mereka juga harus mengingatkan kepada siswa untuk mengecek soal,” tegasnya.

Sementara itu, Dardiri juga mengatakan bahwa di SMK PGRI terdapat satu siswa yang sebulan lalu menderita kecelakaan dan buta. Karena itu, soal UN terpaksa harus dibacakan oleh guru pendamping khusus (GPK). Selain itu, ia juga mengatakan bahwa beberapa siswa mengeluhkan tipisnya kertas LJUN. Ia menyebut bahwa LJUN itu hanya setebal sekitar kertas HVS 70 gram.
Kendati demikian, pengawas perguruan tinggi (PT) dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) meminta untuk tidak risau. Pasalnya, LJUN tersebut tetap akan terdeteksi di mesin scanner computer meskipun nyaris bolong karena dihapus dengan penghapus.

Berdasarkan pantauan, siswa SMK Kristen Monginsidi juga mengeluhkan tentang LJUN yang kotor. Dua orang siswa kelas XII, Devi Susma dan Sri Mulyaningsih mengaku LJUN yang mereka terima agak kotor. Mereka mendeskripsikan LJUN itu seperti tercoret oleh guratan tinta bolpoin. Mereka juga sudah melapor kepada pengawas terkait keganjilan tersebut. Pengawas ruang yang berjaga saat itu mengatakan bahwa LJUN yang agak kotor itu tidak ada masalah. LJUN tetap dapat digunakan sesuai petunjuk yang ada.

“Saya sempat kaget karena LJUN kotor dan ada bercak-bercak hitam seperti bolpoin dan cukup kentara,” ujar siswa kelas XII jurusan boga, Devi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya