SOLOPOS.COM - Bertransaksi on line melalui EDC

UMKM Solo, saat ini ada 400 pedagang di Kota Solo yang terdaftar di pasar elektronik.

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 400 pedagang di Solo telah terdaftar di electronic pasar (e-pasar). Para pedagang tersebut tersebar di dua pasar tradisional, yakni Pasar Gede dan Pasar Legi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pedagang yang kebanyakan berusia tua menjadi kendala penerapan e-pasar di Solo. Pemimpin Cabang BRI Slamet Riyadi, Susanto, mengungkapkan targetnya seluruh pedagang di dua pasar itu terdaftar di e-pasar.

Namun, pendaftaran harus dilakukan secara bertahap. Apalagi tidak semua pedagang bisa mengoperasikan gadget sebagai sarana utama sehingga butuh usaha dan kerja keras untuk menggandeng pedagang pasar.

“Pedagang pasar kebanyakan adalah orang tua sehingga terkendala di pendaftaran karena untuk mengakses e-pasar harus bisa mengoperasikan smartphone dan mengakses Internet,” ungkap Santo saat berbincang dengan Solopos.com di Rumah Dinas Wali Kota Solo, Kamis (3/11/2016).

Dia mengungkapkan di Pasar Gede ada 900 pedagang sedangkan di Pasar Legi ada ribuan pedagang karena pedagang yang berjualan pagi, siang, dan malam hari berbeda. Dia berharap semua pedagang memanfaatkan e-pasar.

Dia mengungkapkan selama ini ada petugas yang membantu pedagang meng-update data ke aplikasi e-pasar dan mengedukasi pedagang. Dia sedang mengusulkan ada petugas khusus yang keliling membantu pedagang memperbarui data di aplikasi.

Apabila tidak ada pembaruan, harganya akan kalah dibanding pedagang lain. Dia menjelaskan pedagang bisa mengakses e-pasar untuk mengubah harga, pasokan, dan produk yang dijual.

Melalui aplikasi ini, dagangan milik pedagang di pasar bisa diakses pembeli dari luar daerah. Menurut dia, berdasarkan informasi dari beberapa pedagang sudah ada beberapa pelanggan yang menelepon untuk membeli barang setelah membuka e-pasar.

“Kalau di Pasar Gede kebanyakan barang yang dicari di e-pasar adalah buah sedangkan di Pasar Legi adalah sembako,” ujarnya.

Santo mengatakan digitalisasi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus ditingkatkan. Karena itu, dari delapan teras digital di BRI Kanwil Jogja ditargetkan naik menjadi 66 teras digital dengan masing-masing cabang minimal ada dua teras digital.

“BRI mengarah ke digitalisasi UMKM karena hal itu merupakan tuntutan zaman. Kemudahan dan sosialisasi akan terus dilakukan untuk mendukung program tersebut,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya