SOLOPOS.COM - Pelaku UMKM salon makanan di Jambeyan, Sambirejo, Sragen, Tri Winarsih, 40, menyiapkan pesanan pelanggan di warungnya, Selasa (16/4/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Momentum Lebaran menjadi peluang bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meraup cuan. Bisnis salon makanan menjadi pilihan UMKM di Sragen karena hasilnya menjanjikan.

Seperti UMKM milik Tri Winarsih di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen, yang bisa menghasilkan omzet Rp3 juta dalam waktu dua pekan dari usaha salon makanan. Sebutan salon makanan tak lain adalah jasa pembuatan masakan sesuai pesanan pelanggan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tri Winarsih yang tinggal di Dukuh Sunggingan, Desa Jambeyan, semula membuka usaha rumahan yang menjual aneka keripik, seperti keripik pare, keripik debok pisang, keripik pisang, keripik singkong, keripik tales, dan keripik lainnya. Pesanan keripik masih jalan tetapi tidak begitu ramai.

Ia kemudian membuka salon makanan dan melayani pesanan makanan apa pun. Bisnis di dapur sendiri itu dilakoni Tri Winarsih sejak 2020 dan sebelum puasa lalu dia telah membuka warung di pinggir jalan.

“Pesanan makanan itu awalnya hanya dari wilayah Jambeyan dan Sukorejo. Kemudian ada keponakan yang ikut memasarkan. Sekarang pesanannya meluas sampai wilayah Kecamatan Jenawi, Karanganyar, seperti Dukuh Lempong, Sidomukti, dan Trengguli. Keponakan jadi marketing dan kadang juga ikut membantu mengemas di sini,” ujar Tri didampingi suaminya, Sugiyono, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (16/4/2024).

Tri lebih banyak berperan sebagai koki atau tukang masak. Dia mengatakan paling banyak menerima permintaan salon makanan berupa ayam panggang dan nila bakar. Tri mengatakan salon makanan baru buka dua pekan menjelang Lebaran.

Menurut Tri Winarsih, pelanggan datang dengan membawa bahan sendiri, baik ayam kampung atau ayam potong kemudian dia yang memasak sesuai permintaan. Namun terkadang ada juga pelanggan minta dicarikan bahan sekaligus alias mereka tahunya pesanan sudah jadi.

“Dalam dua pekan terakhir, kami bisa menerima salon ayam sampai 300 ekor, baik ayam kampung maupun ayam potong. Saya sampai kewalahan memasaknya. Selain salon makanan ayam, pesanan nila bakar juga banyak. Kalau nila atau gurami itu pesananya dibakar, digulai, dipepes, tergantung permintaan. Ada juga yang membawa bahan mentok/entok yang dimasak rica-rica atau rendang. Entok itu dalam sebulan menerima pesanan sampai 25 ekor,” ujarnya.

Tarif yang dipasang Tri relatif murah dan terjangkau. Untuk salon ayam panggang, sebut dia, Rp25.000 per ekor, ayam ingkung Rp35.000 per ekor, ayam kampung jantan Rp50.000 per ekor, entok Rp50.000-Rp60.000 per ekor tergantung besar/kecilnya, bebek bakar Rp35.000 per ekor, sedangkan untuk ikan hanya Rp3.000-Rp5.000 per ekor.

salon makanan sragen
Ayam panggang pesanan pelanggan UMKM salon makanan milik Tri WInarsih di Jambeyan, Sambirejo, Sragen,. (Istimewa)

Dia mengaku omzet dari salon makanan dalam dua pekan menembus Rp3 juta. Kalau totel omzet dengan produk UMKM lainnya, jelas Tri, sampai Rp6 juta-Rp7 juta. Dia menyampaikan pesanan peyek juga cukup banyak karena masyarakat membutuhkannya untuk penganan Lebaran.

Dia menyebut pesanan peyek dalam sehari bisa mencapai 20 kg dan pesanan paling banyak dua hari sebelum Lebaran. Untuk produk keripik singkong sebanyak 3 kuintal habis selama lima hari. Sedangkan keripik debok pisang 50 kg habis dan untuk keripik lainnya bahannya kosong.

“Pesanan paket bancakan juga banyak menjelang Lebaran. Kemarin sampai 150 paket bancakan dengan harga per paket Rp30.000. Ada juga pesanan apem jawa sebagai pelengkap bancakan itu sampai 500 biji dalam dua hari sebelum Lebaran. Warga sini masih menjaga tradisi bancakan menjelang Lebaran,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Sugiyono mengisahkan ide membuka salon makanan itu berawal dari banyaknya teman yang datang untuk sekadar ngopi. Dia mengatakan mereka sering makan bareng dan ternyata rasanya dinilai enak. Dia mengatakan tetangga juga merasa cocok setelah merasakan masakan Tri Winarsih.

“Tetangga ada yang pesan dan ada yang membawa bahan untuk dimasakan. Awalnya hanya oseng-oseng daun pepaya. Lama-lama ada yang pesan aneka masakan. Untuk salon ikan itu awalnya dari pemancingan milik adik. Orang yang mancing minta dimasakkan ikan bakar dari ikan hasil pancingannya. Lama-lama menyebar dan permintaan tidak hanya ikan tetapi juga ayam,” jelasnya.

Dia mengatakan pesanan salon makanan membeludak sejak keponakannya berperan menjadi marketing. Dia mengatakan pada hari H Lebaran, Rabu (10/4/2024), masih melayani pesanan. Promosi, lanjutnya, juga dilakukan dengan memasang status di WhatsApp.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya