SOLOPOS.COM - Ilustrasi. (Endro Guntoro/JIBI/Harian Jogja)

UMKM Jogja terus didorong meningkatkan ketrampilan agar memiliki daya saing.

Harianjogja.com, JOGJA — Sejak 2006, industri kerajinan perhiasan di DIY mengalami keterpurukan yang ditandai menurunnya jumlah perajin. Namun, Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta (APPY) kini akan kembali menggairahkan dunia kerajinan perhiasan di DIY.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua APPY Yayuk Soekardan mengatakan, APPY ingin masyarakat lebih menghargai barang-barang handmade karena dalam setiap prosesnya, dibuat langsung oleh tangan manusia yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan buatan pabrik.

“Kelebihan kami adalah satu produk satu desain. Bahan-bahannya juga beragam misalnya batu, manik-manik, logam, kayu, polimer clay, plastik, dan kain,” kata dia kepada wartawan di Borobudur Silver, Jogja, Jumat (16/9/2016).

Untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap produk-produk kerajinan tangan ini, APPY yang baru berdiri sejak 2014 ini secara aktif mengikuti pameran. Selain itu, mereka juga mengajak masyarakat untuk membuat sendiri kerajinan perhiasan dengan mengikuti workshop. Harapannya, setelah mengalami sendiri proses pembuatan, mereka akan memahami nilai dari setiap karya sehingga tidak memandang sebelah mata.

“Kerajinan perhiasan harus dikembangkan karena bisa menyerap banyak tenaga kerja. Setiap pengusaha bisa menyerap mulai dari satu pekerja hingga 20 orang pekerja. Anggota kami saat ini sekitar 30 pengusaha kerajinan perhiasan,” kata dia.

Pembina APPY Selly Sagita mengatakan, saat ini anggota APPY sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti pameran di Jogja City Mall, Sleman pada 13-16 Oktober 2016. Mereka akan mengeluarkan karya-karya baru yang bisa mencerminkan kreativitas setiap orang. Ia berharap, APPY bisa membawa kemajuan, kebangkitan, dan kesejahteraan bagi pelaku usaha kerajinan perhiasan di DIY.

“Kami ingin mengembalikan kejayaan Jogja sebagai pusat industri kerajinan seni kriya. Dalam skala besar, kami ingin mendukung Jogja, sebagai kota pariwisata, budaya, dan tempat belajar,” kata dia.

Selly menyebutkan, kerajinan perhiasan bisa digabungkan dengan subsektor ekonomi kreatif lainnya seperti fashion. Hal itu sudah dilakukan saat Jogja Fashion Week beberapa waktu lalu. APPY juga mengikuti pameran nasional batu permata Mutumanikam di Jakarta.

Setiap pengusaha dan karya memilikin keunikan sendiri. Keunikan itulah yang harus diangkat sehingga memiliki nilai tambah. “Angkat filosifi desain, bahan, teknik. Angkatlah faktor kuat dar keunggulam masing-masing produk,” kata dia.

Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY Zainal Arifin mengatakan, dunia kerajinan perhiasan memiliki masa depan yang cerah dan pertumbuhannya sangat bagus. Dekranasda DIY terus mendorong para perajin untuk terus menumbuhkan kreativitasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya