SOLOPOS.COM - Ilustrasi UMKM tangkap peluang pasar online. (Freepik)

Solopos.com, JOGJA-UMKM Jogja didoronga tangkap peluang pasar online di era digital. Hal ini lantaran pandemi mengharuskan adanya pembatasan dan meminimalkan jumlah kerumunan sehingga pelaku UMKM harus beradaptasi.

Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi mengatakan di masa teknologi informasi seperti sekarang kolaborasi antar pelaku UMKM wajib dilakukan untuk bertahan maupun berkembang ke arah yang positif. Apalagi di masa pandemi, Heroe menyebut perlu adanya sinergi yang saling menguntungkan antar pelaku usaha dalam memanfaatkan layanan digital.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Platform digital atau sosial media yang biasa kita manfaatkan sehari-hari bisa menjadi awal yang bagus untuk mempromosikan usaha. Karena mau tidak mau kita memang harus beradaptasi di era digital ini,” kata Heroe dalam pameran UMKM Kanal Entrepreneur [KE] yang digelar di Kemantren Mantrijeron beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Warga Klaten Ini Ribut dengan Tim Pembebasan Lahan Tol Solo-Jogja

Dia menambahkan bahwa, pandemi Covid-19 juga membuat banyak warga beralih untuk menangkap peluang usaha dari sektor UMKM. Sebanyak 22.000 pelaku UMKM yang terdata di Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM setempat tentunya menjadi tumpuan penggerak ekonomi yang potensial ke depannya. “Kualitas dan keseimbangan produk yang dipilih tentu juga harus lebih dipertimbangkan agar eksistensi usaha bisa semakin optimal,” ujar dia.

Ketua Kanal Entrepreneur, Azam Sauki Adham, menyebut literasi digital menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan digitalisasi UMKM. Menurut dia, kondisi ini bisa diatasi lewat peran anak muda atau kaum milenial yang nantinya berperan sebagai penggerak untuk berani memulai langkah-langkah awal menuju pendigitalisasian UMKM.

“Pelaku UMKM yang sudah berumur tentunya menjadi tantangan untuk menerapkan digitalisasi UMKM, peran anak muda diharapkan bisa mengisi kekosongan dan upaya edukasi menuju ke sana. Kita bisa lihat upaya Pemda DIY yang menghadirkan SiBakul Jogja sebagai wadah UMKM menangkap peluang di era digital, itu sesuatu yang progresif untuk pengembangan UMKM,” katanya.

Baca Juga:  Cerita Kolaka Pottery, UMKM Jogja yang Tutup Toko Offline Tapi Order Malah Berlipat

Marketing Manajer Bakpia Juwara Satu, Wahyu Karnadijaya, mengatakan ceruk pasar di pasar online bisa menjadi tumpuan pelaku UMKM di masa pandemi ini. Apalagi dengan melihat kondisi dan perkembangan Covid-19 secara nasional dan DIY secara khsusus beberapa pekan ke belakang, ada ketakutan sektor wisata bakal kembali dibatasi yang tentunya akan berdampak pada industri lain utamanya UMKM.

Menurut Wahyu, kuliner merupakan salah satu produk UMKM yang bisa dikatakan cukup menjanjikan di masa pandemi ini. Apalagi dengan label kota wisata yang disandang oleh Jogja, membuat tujuan pasar serta peluang usaha kian potensial. “Kuliner memang masih jadi sesuatu yang potensial untuk dikembangkan di masa pandemi ini, berbagai platform digital dan lokapasar bisa jadi wadah untuk promosi,” jelasnya.

Baca Juga: Pasar Malam Sekaten Libatkan UMKM Jogja

Wahyu bahkan mengklaim, penjualan online di lini usahanya berada di urutan ketiga teratas dari empat cabang plus satu cabang lainnya yang baru beroperasi di kawasan Kotabaru Jogja. Lewat platform sosial media seperti Instagram, Facebook atau lokapasar lain pemesanan disebut mencapai 500 pengiriman per hari secara nasional. “Untuk penjualan langsung kalau musim wisata bisa mencapai 2.000 kotak per hari dan saat musim libur dan biasa memang hanya 900 kotak. Sementara di layanan online bisa 500 pengiriman per hari secara nasional. Omzet secara online di urutan ketiga secara omzet di seluruh toko,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya