SOLOPOS.COM - Pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (JIBI/Solopos/Dok.)

Sejumlah pengusaha memilih untuk mengembangkan usahanya secara mandiri.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Sejumlah pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Gunungkidul mengaku belum mendapatkan perhatian berkelanjutan dari pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Sejumlah pengusaha memilih untuk mengembangkan usahanya secara mandiri meskipun dengan pemasaran yang masih dirasa cukup sulit.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Salah seorang pengusaha kerajinan bambu di Dusun Tambakrejo, Desa Sodo, Kecamatan Paliyan, Sukam mengatakan belum datang perhatian dari pemerintah untuk turut mengmbangkan usahanya yang telah ia rintis sejak 2006 lalu. Ia mengatakan selama ini mendirikan usahanya secara mandiri dibantu sepuluh orang pegawai. Dikatakannya, di wilayah tempat tinggalnya yang menjadi sentra industri kerajinan bambu tersebut, beberapa orang memang mencukupi kebutuhan sehari-hari berkat penghasilan dari penjualan kerajinan bambu.

“Di sentra ini ada kelompok pengrajin, ada juga yang mengerjakan secara mandiri. Di kelompok juga sudah jarang ada kegiatan,” kata dia, Kamis (1/9/2016).

Sukam mengatakan pernah, dulu pihak Disperindagkop memberikan pelatihan membuat kerajinan, tata cara pemasaran kepada sejumlah pengrajin melalui kelompok-kelompok yang telah terbentuk. Namun kini kegiatan semacam itu sudah jarang dilakukan. Menurut Sukam, perhatian Dinas memang sangat dibutuhkan terlebih saat ini kondisi usaha terasa kembang-kempis.
Ia berharap Dinas dapat membantu mengembangkan usaha UMKM, setidaknya untuk masalah pemasaran yang masih sulit menemukan solusi.

“Penghasilan tidak pasti, pesanan juga tidak begitu ramai saat ini,” kata Sukam.

Pengrajin lainnya, Mardiyono, salah seorang pengrajin perak dan batu akik di Dusun Kedundowo Wetan, Desa Pampang, Kecamatan Paliyan mengalami nasib serupa. Mardiyono mengatakan boomingnya batu akik beberapa waktu yang lalu tidak mampu bertahan lama. Usahanya semakin sepi pelanggan selama tiga bulan terakhir.

“Saya ikut kelompok, tapi memang belum ada pelatihan lagi dari Dinas,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya