SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah (JIBI/Solopos/Dok.)

Solpos.com, SRAGEN — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menetapkan upah minimum kota dan kabupaten (UMK) untuk 2021 untuk 35 kabupaten/kota di Jateng dengan Surat Keputusan No, 561/62 Tahun 2020. Berdasarkan keputusan tersebut, nilai UMK Sragen 2021 adalah Rp1.829.500/bulan.

Nilai UMK tersebut seusai dengan usulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen. Tetapi bagi buruh, nilai UMK Sragen 2021 yang Rp1,829 juta/bulan itu masih sangat rendah. Seorang buruh di pabrik tekstil Sambungmacan, Dodik, 35, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (22/11/2020), menyampaikan naik UMK itu terlalu kecil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia berharap naiknya UMK itu bisa sampai Rp100.000 tapi apa karena ada Covid-19 kemungkinan naiknya hanya Rp13.568 atau 0,75%. “Nilai UMK itu terlalu rendah. Ya, buruh bisa minta naiknya bisa 50% dari tahun kemarin. Kalau tahun kemarin itu naik Rp100.000 maka mestinya tahun ini naik Rp50.000,” katanya.

5 Simbol Ini Kata Fengsui Bikin Rumah Penuh Rezeki

Mantan Ketua Seribat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) Sragen, Andang Basuki, mengatakan sistem pengupahan dengan pendekatan  sektoral memang sangat merugikan buruh, terutama survei yang dilakukan hanya untuk kebutuhan hidup layak (KHL) lajang. Sementara itu, untuk buruh berkeluarga, ujar dia, pasti tidak cukup dengan UMK itu.

“Perlu perbaikan sistem pengupahan di Indonesia. Negara baiknya tidak perlu mengatur terlalu jauh tentang pengupahan. Persoalan UMK lebih pada negosiasi antara buruh dan perusahaan yang tertuang dalam perjanjian kerja bersama,” katanya.

Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Sragen Dedy Endriyatno menilai UMK Sragen 2021 yang diputuskan Gubernur sudah sesuai dengan usulan dari hasil rebukan Dewan Pengupahan Daerah. Nilai UMK Sragen itu terendah setelah Wonogiri di Soloraya. Nilai UMK Wonogiri senilai Rp1.827.000 atau hanya selisih Rp2.500.

Peluang Bisnis: Ternak Ayam Bisa Dibantu Teknologi

“UMK masing-masing daerah tidak bisa dikomparasikan. Setiap daerah memiliki pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang berbeda-beda. Seperti Karanganyar sebagai daerah industri yang luas yaw ajar kalau nilai UMK di Karanganyar tinggi,” ujar Dedy.

Tertinggi Se-Soloraya

Nilai UMK Karanganyar 2021 adalah Rp2.054.040. UMK Karanganyar tertinggi di Soloraya, bahkan di atas UMK Kota Solo. Dedy berpendapat dengan UMK yan g rendah justru menjadi peluang untuk menarik investor ke Sragen lebih banyak pada 2021. Dengan banyaknya investasi di Sragen, harap Dedy, pertumbuhan ekonomi semakin tinggi.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen Tugiyono mengatakan nilai UMK yang rendah itu menguntungkan Sragen karena Sragen akan menjadi daerah tujuan investasi. Dia menerangkan investor masuk ke daerah itu yang ditanyakan berkaitan dengan keamanan, budaya masyarakat, ketersediaan listrik, air, akses transportasi, UMK, baru ke perizinan.

Peluang Bisnis Air Minum Isi Ulang Menyegarkan

“Nilai UMK ini menjadi pertimbangan investor karena bisa menghemat biaya produksi. Banyak perusahaan di Jawa Barat yang lari ke Jawa Tengah itu karena UMK di Jawa Barat lebih tinggi daripada Jawa Tengah. Salah satunya di Sragen yang memiliki UMK rendah dan akses memadai,” ujarnya.

Dia mengatakan efek UMK rendah itu berpengaruh pada nilai investasi di Sragen. Dia mengatakan tren peningkatan nilai investasi bisa naik 10% per tahun, kecuali investasi saat pandemi Covid-19. Dia mengatakan Covid-19 itu melumpuhkan aktivitas bisnis ekspor impor sehingga mereka tisak berproduksi.

“Jadi perusahaan itu impor bahan baku kemudian barang jadinya diekspor. Karena pandemi semua mandek karena tak bisa ekspor dan impor,” tambahnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya