SOLOPOS.COM - Baningsih Bradach Tedjokartono (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Kalangan pengusaha dan pekerja sama-sama mengaku tidak puas dengan keputusan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terkait angka upah minimum kota (UMK) 2014.

Kendati demikian, keduanya sama-sama tidak bisa berbuat banyak dan mau tidak mau harus menerima ketetapan tersebut. Seperti diketahui Gubernur telah menetapkan angka UMK untuk semua daerah di Jawa Tengah. Untuk Solo ditetapkan angka UMK sesuai usulan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, Rp1,145 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Baningsih Bradach Tedjokartono, menegaskan bahwa sejak awal pihaknya sudah keberatan dengan angka tersebut. Karena Apindo tetap berprinsip UMK sama dengan kebutuhan hidup layak (KHL) Rp1,023 juta. “Tapi ya mau bagaimana lagi wong sudah ditetapkan. Tapi pada prinsipnya kami menerima.”

Ekspedisi Mudik 2024

Pihaknya hanya menegaskan bahwa Apindo siap mendukung  jika ada anggotanya yang berniat mengajukan penangguhan UMK. “Yang jelas kami akan koordinasi dulu dengan anggota atau mengumpulkan teman-teman pengusaha untuk berbicara solusi menghadapi kenaikan UMK yang tinggi.”

Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Solo, Hudi Wasisto, menyatakan menerima dengan angka UMK yang ditetapkan gubernur. Pihaknya pun berharap kalangan pengusaha melaksanakan ketetapan tersebut dan tidak melakukan penundaan. Meskipun menerima angka tersebut, tetapi SPN tegas menyatakan tidak puas dengan ketetapan tersebut.

“Sangat tidak puas. Karena angka ini jauh di bawah proyeksi kebutuhan hidup layak setahun di Solo yang diperkirakan mencapai Rp1,167 juta,” kata Hudi.

Pihaknya mengaku tidak puas bukan karena besaran angkanya melainkan proses penetapan UMK itu sendiri. Menurutnya, SPN dalam unsur Dewan Pengupahan sudah mengawal survei KHL sejak awal. Untuk proses survei KHL tahun depan, pihaknya akan mencoba meninjau kembali dan mengawal lebih ketat lagi agar dicapai kenaikan KHL yang riil.

“Kalau yang saat ini kenaikannya kan masih sangat kecil. Tahun depan harapannya bisa naik lebih besar lagi.”

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo) Soloraya, Yanti Rukmana, menyampaikan selama ini Asmindo tidak pernah terlibat dalam proses penetapan angka UMK tersebut.

Tetapi, dengan semakin berkembangnya industri mebel di sejumlah wiayah di Soloraya seperti Sukoharjo, Klaten, dan Sragen, pihaknya mengagendakan agar tahun depan Asmindo bisa masuk dalam unsur tim penetapan UMK.

“Nah kalau UMK Solo yang mencapai Rp1,145 juta serta UMK daerah lain yang rata-rata juga di atas Rp1 juta kami menyatakan siap melaksanakan. Mungkin menurut Gubernur angka UMK itu sudah baik untuk peningkatan kesejahteraan pekerja juga baik pula bagi kalangan pengusaha.”

Kalangan industri mebel, jelas dia, sudah melakukan berbagai upaya antisipasi salah satunya adalah melakukan penyesuaian harga produk. “Ini salah satu dampaknya. Harga produk kami jadi naik. Kami berharap dengan kenaikan ini buyer bisa mengerti.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya