SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Penentuan UMK (upah minimum kota) ditentukan dengan mempertimbangkan KHL (kebutuhan hidup layak).

Kanalsemarang.com, KUDUS-Belasan buruh yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Buruh di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (14/9/2015), berunjuk rasa untuk menolak hasil survei kebutuhan hidup layak (KHL) yang dilakukan oleh dewan pengupahan.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Aksi unjuk rasa para buruh tersebut digelar di depan Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jalan Perkantoran Mejobo Kudus.

Dalam aksinya itu, pengunjuk rasa juga mengusung spanduk bertuliskan “tolak hasil survei KHL yang tidak sesuai kebutuhan riil buruh” dan “KHL rendah hidup buruh tambah sengsara”.

Koordinator aksi Slamet Machmudi, di Kudus, Senin, mengaku prihatin dengan rendahnya hasil survei KHL pada bulan Agustus 2015 dibandingkan dengan nilai UMK tahun ini.

Pasalnya, kata dia, nilai KHL bulan tersebut hanya Rp1.327.000, sedangkan UMK 2015 sebesar Rp1.380.000.

“Hal ini, tentu mengkhawatirkan para buruh karena peningkatan angka UMK tahun 2016 dimungkinkan tidak memperbaiki tingkat kesejahteraan buruh,” ujarnya.

Padahal, lanjut dia, kenaikan upah seharusnya menyejahterakan buruh dan hal demikian yang terpenting bagi buruh.

Untuk itu, dia menyerukan, kepada buruh di Kudus untuk menolak hasil survei KHL oleh Dewan Pengupahan karena dianggap tidak riil dengan kebutuhan pokok buruh.

Beberapa waktu lalu, kata dia, nilai UMK di Kudus sempat menduduki peringkat dua setelah Kota Semarang, namun saat ini justru kalah dibandingkan dengan nilai UMK Kabupaten Demak.

Fikri, peserta aksi lainnya menganggap, dalam rangka menyejahterakan buruh, perlu campur tangan pemerintah, khususnya dalam hal perbaikan kualitas survei KHL.

“Kami berharap wakil serikat pekerja yang duduk di dewan pengupahan berani berargumen agar nilai UMK 2016 jauh lebih baik dan bisa menyejahterakan,” ujarnya.

Hasil survei KHL di empat pasar yang dilakukan oleh SPSI beberapa waktu lalu, kata dia, nilainya jauh lebih tinggi karena mencapai Rp1.700.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya